Demi efisiensi, bank tak banyak menambah ATM



JAKARTA. Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menjadi pilihan kedua perbankan dalam pengadaan infrastruktur karena bank mulai melakukan efisiensi.

Bank Indonesia (BI) mencatat dari tahun ke tahun tren pengadaan ATM tak banyak bertambah. Misalnya, bank menambah 855 mesin ATM selama tiga bulan atau menjadi 98.700 mesin ATM per Maret 2016 dibandingkan posisi 97.845 mesin ATM per Desember 2015.

Sekretaris Korporasi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Hari Siaga menyampaikan, pihaknya cenderung stangan dalam menambah jumlah ATM.


Misalnya, BRI akan menambah 1.500 mesin ATM dan menambah 50-100 ATM solar sistem. Nah, ATM ini akan berdiri di daerah-daerah pelosok Indonesia yang belum terdapat mesin ATM. 

"Kami menginvestasi belanja teknologi Rp 2,19 triliun di tahun ini. Salah satunya untuk ATM," katanya, kepada KONTAN, Rabu (12/5).

Bank berplat merah mencatat telah menambah 1.916 mesin ATM atau menjadi 22.792 mesin ATM per Maret 2016 dibandingkan posisi 20.876 mesin ATM per Maret 2015. 

Dari jumlah ATM tersebut, BRI mencatat volume transaksi 474,7 miliar per Maret 2016 atau naik 22%dibandingkan posisi 386,5 miliar per Maret 2015. Sedangkan, volumen transaksi mencapai Rp 299 triliun per Maret 2016 atau naik 29,5% dibandingkan posisi Rp 230,9 triliun per Maret 2015.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaamadja menyampaikan, pihaknya akan melakukan efisiensi operasional secara bertahap karena bank harus tetap ekspansi untuk mendukung kebutuhan konsumen. 

Tahun 2016, BCA mengalokasikan belanja teknologi informasi (TI) sebesar Rp 2 triliun di antaranya untuk pengadaan ATM.

"BCA akan menambah 500 mesin ATM di tahun 2016," katanya. 

Nah, pengadaan ATM ini untuk penambahan dan penggantian mesin lama ke mesin baru. Misalnya, BCA telah mengurangi 82 mesin ATM lama di kuartal I-2016. Lanjutnya, ekspansi mesin ATM ini akan membuahkan hasil selama dua tahun kedepan karena bank butuh waktu untuk pemasaran.

Bank swasta terbesar ini memiliki 16.999 mesin ATM per Maret 2016. ATM ini memiliki volume transaksi sebesar 448,7 miliar per kuartal I-2016 atau naik 4,91% dibandingkan 427,5 miliar per kuartal I-2015. 

Sedangkan, nilai transaksi mencapai Rp 474,2 triliun per kuartal I-2016 atau naik 8,96% dibandingkan Rp 435,6 triliun per kuartal I-2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan