KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir triwulan I 2020, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2019. Dalam paparannya kepada pemegang saham, BTN optimistis bisnis perseroan pada tahun 2020
on track dengan capaian laba hingga Rp 3 triliun. Adapun RUPST membahas 7 mata acara dan semuanya mendapat persetujuan dari para pemegang saham.
Baca Juga: Dorong kredit UMKM, Bank Danamon gandeng Investree “Landasan kerja kami pada tahun 2020 adalah menetapkan arah kebijakan perseroan yaitu fokus pada perbaikan kualitas bisnis,” kata Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury menjelaskan mengenai hasil RUPST dalam konferensi pers usai RUPST Bank BTN di Jakarta, Kamis (12/3). Untuk memperbaiki kualitas bisnis, perseroan memasang pondasi yang kuat khususnya dalam penerapan Pedoman Standard Akuntansi 71 (PSAK 71) dengan meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), sehingga perseroan memiliki pencadangan yang lebih kuat dalam mengantisipasi potensi kerugian atas aset keuangan yang dimiliki. Alhasil, per Februari 2020,
coverage ratio Bank BTN mencapai lebih dari 100%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 43,42%. “Adanya PSAK 71 juga akan mendorong perseroan untuk lebih
prudent dalam pemberian kredit, sehingga kualitas kredit akan menjadi lebih baik,” kata Pahala menegaskan.
Peningkatan CKPN pun menggerus laba tahun 2019, sehingga dalam RUPST ditetapkan laba bersih sebesar Rp 209 miliar yang dialokasikan untuk dividen sebesar 10% dari laba bersih total atau senilai Rp 20,92 miliar.
Baca Juga: Aktivasi pin kartu kredit BCA via website, ini panduan lengkapnya Dengan demikian dividen per lembar saham sebesar Rp 1,98 sementara laba per saham sebesar Rp 19,76. Sementara dari jumlah laba yang dialokasikan untuk dividen, yang akan disetor ke pemegang saham mayoritas atau pemerintah adalah sebesar Rp 12,55 miliar. Adapun, 90% dari sisa laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan. Menapaki tahun 2020, Perseroan menetapkan beberapa target kinerja, yaitu aset ditargetkan meningkat 6-8%, sementara kredit dan pembiayaan tetap tumbuh sebesar 8-10% dengan penopang utama adalah kredit pemilikan rumah atau KPR.
Editor: Tendi Mahadi