JAKARTA. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) tengah mencari cara untuk membiayai kembali (refinancing) obligasinya yang akan jatuh tempo November mendatang. Untuk maksud itu, MSKY akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), 11 Oktober mendatang.Salah satu agenda RUPSLB tersebut adalah permintaan restu rencana pemberian jaminan atas pembiayaan kembali obligasi MSKY. Namun, masih belum jelas skema apa yang kelak akan digunakan oleh manajemen MSKY.Wakil Direktur MSKY Handhi S. Kentjono mengatakan, setidaknya MSKY memiliki dua pilihan untuk membiayai utangnya. Pertama, skema pinjaman bank. Dia bilang, MSKY masih memiliki ruang yang cukup besar untuk menarik pinjaman baru.Skema kedua adalah dari penerbitan obligasi baru dalam denominasi rupiah. Cara ini MSKY tempuh sekaligus sebagai natural hedging atas pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin mengkhawatirkan. "Kedua skema itu masih dibahas, tetapi masih memungkinkan dua-duanya," jelasnya kepada KONTAN, baru-baru ini.Sekadar mengingatkan, MSKY terbelenggu rugi kurs akibat utang obligasi dollar AS yang diterbitkan pada 16 November 2010 oleh anak usaha Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH). Obligasi ini ditawarkan dengan tingkat bunga tetap 12,75% per tahun yang dibayar per enam bulan.Obligasi bertenor lima tahun tersebut akan jatuh tempo pada 16 November 2015 dan tercatat di The Singapore Exchange Securities Trading Limited atau Bursa Efek Singapura.Nah, hak refinancing obligasi tersebut tertuang dalam laporan keuangan MSKY tahun 2012 silam. Kala itu disebutkan, ASCH dapat membeli kembali seluruh obligasi itu, setiap saat sebelum tanggal 16 November 2013.Asal tahu saja, kala menerbitkan obligasi dollar tahun 2010, pasar obligasi kurang kompetitif, sehingga tanggungan beban bunga MSKY cukup tinggi. Handhi berharap, pihaknya bisa mendapatkan pendanaan dengan bunga yang lebih murah tahun ini.Sementara itu, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menunda rencana menambah saham di PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) tahun ini. Alasannya, harga saham MSKY cenderung menguat, sehingga kebutuhan pendanaan untuk membeli saham MSKY kian bertambah besar.Pada akhir perdagangan Jumat, harga saham MSKY berakhir di level Rp 1.770 per saham, turun 0,56%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Demi refinancing, MSKY berniat menerbitkan obligas
JAKARTA. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) tengah mencari cara untuk membiayai kembali (refinancing) obligasinya yang akan jatuh tempo November mendatang. Untuk maksud itu, MSKY akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), 11 Oktober mendatang.Salah satu agenda RUPSLB tersebut adalah permintaan restu rencana pemberian jaminan atas pembiayaan kembali obligasi MSKY. Namun, masih belum jelas skema apa yang kelak akan digunakan oleh manajemen MSKY.Wakil Direktur MSKY Handhi S. Kentjono mengatakan, setidaknya MSKY memiliki dua pilihan untuk membiayai utangnya. Pertama, skema pinjaman bank. Dia bilang, MSKY masih memiliki ruang yang cukup besar untuk menarik pinjaman baru.Skema kedua adalah dari penerbitan obligasi baru dalam denominasi rupiah. Cara ini MSKY tempuh sekaligus sebagai natural hedging atas pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin mengkhawatirkan. "Kedua skema itu masih dibahas, tetapi masih memungkinkan dua-duanya," jelasnya kepada KONTAN, baru-baru ini.Sekadar mengingatkan, MSKY terbelenggu rugi kurs akibat utang obligasi dollar AS yang diterbitkan pada 16 November 2010 oleh anak usaha Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH). Obligasi ini ditawarkan dengan tingkat bunga tetap 12,75% per tahun yang dibayar per enam bulan.Obligasi bertenor lima tahun tersebut akan jatuh tempo pada 16 November 2015 dan tercatat di The Singapore Exchange Securities Trading Limited atau Bursa Efek Singapura.Nah, hak refinancing obligasi tersebut tertuang dalam laporan keuangan MSKY tahun 2012 silam. Kala itu disebutkan, ASCH dapat membeli kembali seluruh obligasi itu, setiap saat sebelum tanggal 16 November 2013.Asal tahu saja, kala menerbitkan obligasi dollar tahun 2010, pasar obligasi kurang kompetitif, sehingga tanggungan beban bunga MSKY cukup tinggi. Handhi berharap, pihaknya bisa mendapatkan pendanaan dengan bunga yang lebih murah tahun ini.Sementara itu, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) menunda rencana menambah saham di PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) tahun ini. Alasannya, harga saham MSKY cenderung menguat, sehingga kebutuhan pendanaan untuk membeli saham MSKY kian bertambah besar.Pada akhir perdagangan Jumat, harga saham MSKY berakhir di level Rp 1.770 per saham, turun 0,56%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News