JAKARTA. Bisnis PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) benar-benar terpuruk. Dalam kurun waktu 2011-2013, emiten pelayaran ini mesti menjual 43 armada kapal miliknya. Efeknya, jumlah armada kapal BLTA di 2014 hanya tersisa 55 unit saja dari 2011 yang masih 98 kapal. Wong Kevin, Direktur BLTA menuturkan, penjualan kapal mesti dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi utang yang dilakukan sejak 2012 lalu. Para kreditur meminta BLTA untuk melakukan efisiensi yang salah satunya dilakukan dengan jalan menjual armada yang tidak menguntungkan. "Kami menjual kapal yang performanya negatif sehingga biaya operasional bisa lebih efisien," kata Kevin dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (30/1). Strategi tersebut membuat kapasitas angkut BLTA turun menjadi 1 juta dead weight ton (DWT) dari sebelumnya yang 2,4 juta DWT.
Demi restrukturisasi utang, BLTA jual 43 kapal
JAKARTA. Bisnis PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) benar-benar terpuruk. Dalam kurun waktu 2011-2013, emiten pelayaran ini mesti menjual 43 armada kapal miliknya. Efeknya, jumlah armada kapal BLTA di 2014 hanya tersisa 55 unit saja dari 2011 yang masih 98 kapal. Wong Kevin, Direktur BLTA menuturkan, penjualan kapal mesti dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi utang yang dilakukan sejak 2012 lalu. Para kreditur meminta BLTA untuk melakukan efisiensi yang salah satunya dilakukan dengan jalan menjual armada yang tidak menguntungkan. "Kami menjual kapal yang performanya negatif sehingga biaya operasional bisa lebih efisien," kata Kevin dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (30/1). Strategi tersebut membuat kapasitas angkut BLTA turun menjadi 1 juta dead weight ton (DWT) dari sebelumnya yang 2,4 juta DWT.