KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong berkembangnya industri Demethyl Ether (DME) sebagai bagian dari hilirisasi batubara sekaligus substitusi bahan bakar Liquefied Petroleum Gas (LPG). Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, sebenarnya DME dapat dihasilkan dari berbagai sumber energi. Bila dilihat dari kondisi sekarang, batubara kalori rendah menjadi sumber energi paling ideal untuk pengembangan DME. Ini mengingat sumber daya dan cadangan batubara kalori rendah di Indonesia cukup melimpah, yakni sekitar 20 miliar ton. Menurut Dadan, untuk mengganti impor LPG sebanyak 1 juta ton, maka dibutuhkan DME sebanyak 500.000 ton. Lantas, untuk memasok DME sebanyak itu, maka perlu pasokan batubara sebesar 6 juta ton per tahun.
Demi substitusi LPG, Kementerian ESDM dorong pengembangan industri DME
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong berkembangnya industri Demethyl Ether (DME) sebagai bagian dari hilirisasi batubara sekaligus substitusi bahan bakar Liquefied Petroleum Gas (LPG). Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, sebenarnya DME dapat dihasilkan dari berbagai sumber energi. Bila dilihat dari kondisi sekarang, batubara kalori rendah menjadi sumber energi paling ideal untuk pengembangan DME. Ini mengingat sumber daya dan cadangan batubara kalori rendah di Indonesia cukup melimpah, yakni sekitar 20 miliar ton. Menurut Dadan, untuk mengganti impor LPG sebanyak 1 juta ton, maka dibutuhkan DME sebanyak 500.000 ton. Lantas, untuk memasok DME sebanyak itu, maka perlu pasokan batubara sebesar 6 juta ton per tahun.