Demo FPI: Ahok tidak mewakili Jakarta



JAKARTA. Dalam aksi unjuk rasa penolakan Basuki Tjahaja Purama (Ahok) sebagai Gubernur Jakarta, Front Pembela Islam menggelar orasi di depan gedung DPRD DKI. Dalam orasinya mereka mengatakan Ahok tidak pantas memimpin Ibukota karena tidak menggambarkan warga Jakarta. Ahok lanjutnya, sebaiknya kembali Bangka Belitung.

"Ahok bukan warga Jakarta, Ahok tidak menggambarkan rakyat Jakarta, sebaiknya Ahok pulang ke Bangka Belitung, jika tidak mau, kita lempar Ahok ke Bangka," ujar salah seorang pengunjuk rasa di atas mobil komando, Rabu (24/9/2014).

Dalam orasi tersebut juga disebutkan bahwa rencana kebijakan Ahok menaikkan pajak merupakan bukti bahwa Ahok tidak mewakili rakyat. "Menaikkan pajak sembarangan, warga bukan bisnis, rakyat bukan bisnis, sebaiknya Ahok lengser," ujarnya.


Hingga berita ini diturunkan aksi unjuk rasa masih berlangsung dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Selain berjaga di depan pagar, para petugas polisi tampak tersebar mengelilingi para pengunjukrasa.

Seperti diketahui massa FPI menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD DKI Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (24/9/2014). Meski sebagian telah mendatangi gedung DPRD sejak pagi, namun massa yang datang dalam jumlah besar baru tiba pukul 11.00 WIB.

Kedatangan FPI menarik perhatian banyak orang, jauh sebelum tiba di depan gedung DPRD kedatangan mereka sudah tercium. Mereka datang sambil membunyikan sirine dan petasan. Ketika berada di belakang gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) yang bersebelahan dengan gedung DPRD, massa FPI kembali membakar petasan. Kurang lebih 10 petasan dengan suara nyaring mereka nyalakan.

Setelah membunyikan petasan ratusan massa FPI kemudian berjalan lagi hingga pintu utama masuk gedung DPRD. Mereka langsung menggelar orasi yang dipimpin melalui mobil komando. Pantauan Tribunnews, aksi unjukrasa ini mendapatkan pengawalan ketat kepolisian. Selain itu aksi unjukrasa ini menyebabkan lalu lintas di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat tersendat. (Taufik Ismail)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa