Demo UU Pilkada Menekan Rupiah di Perdagangan Kamis, Cek Prediksi Untuk Jumat (23/8)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah di perdagangan Kamis (22/8). Demonstrasi terkait revisi Undang-Undang (UU) Pilkada menjadi sentimen negatif bagi mata uang Garuda.

Mengutip Bloomberg, Kamis (22/8), rupiah spot melemah 0,64% ke level Rp 15.600 per dolar AS. Sejalan dengan pergerakan di pasar spot, rupiah Jisdor melemah 0,79% ke level Rp 15.579 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengamati, rupiah terdepresiasi paling dalam di antara mata uang Asia lainnya. Pelemahan tersebut sejalan dengan sentimen ketidakpastian politik akibat gelombang protes pada hari ini, Kamis (22/8).


Sementara riilis data transaksi berjalan kuartal II-2024 yang cenderung melebar berdampak terbatas pada pergerakan nilai tukar Rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat defisit menjadi US$ 3 miliar di kuartal kedua dibandingkan US$ 2,4 miliar di kuartal pertama 2024.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.579 per Dolar AS, Kamis (22/8)

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencermati bahwa pelemahan rupiah hari ini sejalan pula dengan dolar AS yang menguat. Indeks dolar bangkit kembali dari tiga hari penurunan tajam yang menempatkan greenback pada posisi terendah tujuh bulan.

Dolar AS mendapat tekanan dari meningkatnya taruhan pada pemangkasan suku bunga akan mulai dilakukan pada pertemuan September 2024. Revisi tajam ke bawah pada data penggajian AS untuk tahun ini hingga Maret 2024, semakin memperkuat alasan untuk penurunan suku bunga. 

Selain itu, risiko geopolitik juga tetap menjadi pusat perhatian investor. Perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah awal minggu ini berakhir tanpa kesepakatan antara Israel dan militan Hamas mengenai gencatan senjata.

Dari domestik, Ibrahim mengatakan, rupiah terseret sentimen negatif adanya demonstrasi  terkait Pilkada. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggap sebagai angin segar bagi demokrasi telah dibegal melalui persetujuan revisi Undang-Undang Pilkada yang berlangsung kilat di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Sikap DPR memicu gelombang aksi massa di berbagai daerah. Hal itu pun, menjadi sentimen negatif terhadap mata uang garuda," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Kamis (22/8).

Baca Juga: Kisruh Politik, Rupiah Paling Jeblok di Asia pada Hari Ini, Kamis (22/8)

Ibrahim menuturkan, selain mencermati perkembangan keputusan revisi UU Pilkada, fokus sekarang tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole pada hari Jumat untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi. 

Josua memandang, rupiah kemungkinan menguat terbatas di perdagangan besok, Jumat (23/8). Kurs rupiah berpotensi terapresiasi dari ekspektasi turunnya data S&P PMI manufaktur AS, serta kenaikan data initial jobless claims AS.

"Hanya saja, penguatan rupiah diperkirakan dibatasi oleh potensi berlanjutnya demonstrasi," imbuh dia kepada Kontan.co.id, Kamis (22/8).

Josua memperkirakan, rupiah bergerak menguat terbatas di kisaran Rp 15.525 per dolar AS-Rp 15.625 per dolar AS pada perdagangan hari Jumat (23/8). Sedangkan, Ibrahim memproyeksi mata uang rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp 15.590 per dolar AS-Rp 15.650 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati