Saat orang di negara demokrasi mulai lebih memilih pemimpin otoriter yang senang menerapkan tribal politics untuk meraih dukungan seperti Donald Trump di Amerika atau menebarkan teror seperti Rodrigo Duterte di Filipina, banyak orang waswas. Apalagi gejala ini terus menyebar ke berbagai negara, contohnya kebangkitan partai ekstra kanan di Eropa. Apakah bentuk demokrasi saat ini sudah sedemikian salah sehingga masyarakat seperti distimulasi mengekspos kemarahan, mengumbar kebencian kepada orang yang berbeda. Tak ada lagi liberte, egalite, fraternite sebagai prinsip dari masyarakat di negara demokrasi. Di sisi dunia lain, China yang tidak pernah tertarik dengan sistem demokrasi barat tengah menciptakan sistem pemerintahan sendiri. Menurut MIT Technology Review, Presiden Xi Jinping bercita-cita membuat apa yang dinamakannya cyber sovereignty untuk mewujudkan negara sosialis yang modern.
Demokrasi 2.0?
Saat orang di negara demokrasi mulai lebih memilih pemimpin otoriter yang senang menerapkan tribal politics untuk meraih dukungan seperti Donald Trump di Amerika atau menebarkan teror seperti Rodrigo Duterte di Filipina, banyak orang waswas. Apalagi gejala ini terus menyebar ke berbagai negara, contohnya kebangkitan partai ekstra kanan di Eropa. Apakah bentuk demokrasi saat ini sudah sedemikian salah sehingga masyarakat seperti distimulasi mengekspos kemarahan, mengumbar kebencian kepada orang yang berbeda. Tak ada lagi liberte, egalite, fraternite sebagai prinsip dari masyarakat di negara demokrasi. Di sisi dunia lain, China yang tidak pernah tertarik dengan sistem demokrasi barat tengah menciptakan sistem pemerintahan sendiri. Menurut MIT Technology Review, Presiden Xi Jinping bercita-cita membuat apa yang dinamakannya cyber sovereignty untuk mewujudkan negara sosialis yang modern.