JAKARTA. Ketua DPP Partai Demokrat Edy Ramli Sitanggang menilai, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah emosional menyikapi wacana pembekuan partai yang terbukti menerima aliran dana yang berasal dari pencucian uang. Menurut Edy, Fahri sedang bingung menghadapi persoalan yang menimpa partainya sehingga meminta Partai Demokrat untuk dibekukan. "Itu hanya emosional. Apa korelasinya masalah yang dihadapi Partai Demokrat dengan masalah yang dihadapi PKS," ujar Edy di Kompleks Parlemen, Senin (13/5). Sebelumnya, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkun mengungkapkan PKS terancam dibekukan jika terbukti menerima aliran dana pencucian uang dari mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah. Hal itu, katanya, diatur dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang nomor 8 tahun 2010. Atas wacana yang digulirkan ICW itu, Fahri Hamzah pun menuding wacana itu sengaja dilontarkan untuk melemahkan perlawanan partainya menghadapi kesewenang-wenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Fahri mengungkapkan, jika KPK ingin membekukan PKS, maka harus membekukan Partai Demokrat terlebih dulu lantaran diduga menerima aliran dana dari M Nazaruddin dalam kasus Wisma Atlet. Edy mengungkapkan Fahri selaku politisi seharusnya tidak mengurusi partai lain. Lebih baik, katanya, Fahri tidak membawa-bawa partai lain dalam kasus yang tengah dihadapi PKS. "Jangan Partai Demokrat dijadikan dalih," katanya. Anggota Komisi III DPR ini yakin bahwa Fahri sebagai salah satu tokoh politisi PKS bisa bersikap profesional. "Saya yakin dengan ketokohan beliau, ini tidak lagi menjadi masalah," ujar Edy. (Sabrina Asril/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Demokrat: Ancaman pembekuan partai, PKS emosional
JAKARTA. Ketua DPP Partai Demokrat Edy Ramli Sitanggang menilai, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah emosional menyikapi wacana pembekuan partai yang terbukti menerima aliran dana yang berasal dari pencucian uang. Menurut Edy, Fahri sedang bingung menghadapi persoalan yang menimpa partainya sehingga meminta Partai Demokrat untuk dibekukan. "Itu hanya emosional. Apa korelasinya masalah yang dihadapi Partai Demokrat dengan masalah yang dihadapi PKS," ujar Edy di Kompleks Parlemen, Senin (13/5). Sebelumnya, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama S Langkun mengungkapkan PKS terancam dibekukan jika terbukti menerima aliran dana pencucian uang dari mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah. Hal itu, katanya, diatur dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang nomor 8 tahun 2010. Atas wacana yang digulirkan ICW itu, Fahri Hamzah pun menuding wacana itu sengaja dilontarkan untuk melemahkan perlawanan partainya menghadapi kesewenang-wenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Fahri mengungkapkan, jika KPK ingin membekukan PKS, maka harus membekukan Partai Demokrat terlebih dulu lantaran diduga menerima aliran dana dari M Nazaruddin dalam kasus Wisma Atlet. Edy mengungkapkan Fahri selaku politisi seharusnya tidak mengurusi partai lain. Lebih baik, katanya, Fahri tidak membawa-bawa partai lain dalam kasus yang tengah dihadapi PKS. "Jangan Partai Demokrat dijadikan dalih," katanya. Anggota Komisi III DPR ini yakin bahwa Fahri sebagai salah satu tokoh politisi PKS bisa bersikap profesional. "Saya yakin dengan ketokohan beliau, ini tidak lagi menjadi masalah," ujar Edy. (Sabrina Asril/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News