Demonstran mengamuk, Bangkok mencekam



BANGKOK. Ketegangan politik di Thailand masih terus berlangsung. Pada Minggu (1/12) kemarin, sekitar 30.000 pengunjuk rasa melakukan aksi kudeta rakyat. Mereka menyerang kantor-kantor pemerintahan, mengambil alih kantor berita siaran pemerintah, dan memaksa perdana menteri Thailand untuk mundur dari jabatannya. Meski demikian, setelah terjadinya bentrokan antara para demonstran dan polisi anti huru hara, para demonstran gagal mencapai barikade Kantor Pemerintahan, yang menjadi kantor Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. "Mereka (demonstran) belum menguasai satu tempat pun. Mereka menyerang ke sejumlah tempat dan akhirnya mundur," jelas Kepala Keamanan Nasional Thailand Paradorn Pattanathabutr kepada Reuters. Sebelumnya, kondisi di Bangkok sempat mencekam. Para demonstran membuat kerusuhan dengan menyerang barikade polisi, mengambil alih tujuh truk polisi, dan memaksa Yingluck untuk pindah dari gedung tempat ia dijadwalkan untuk memberikan konferensi pers ke lokasi yang tidak disebutkan. Dilaporkan, ada 46 orang yang terluka dari bentrokan kemarin. Pemerintah mengimbau warga Bangkok untuk tinggal di dalam rumah mulai pukul 22.00-05.00 pagi. "Kami meminta warga untuk tidak meninggalkan rumah mereka demi keamanan sehingga mereka tidak menjadi korban para provokator," jelas Deputi Perdana Menteri Pracha Promnok.Kejadian ini merupakan konflik dramatis teranyar yang dilakukan masyarakat menengah Bangkok dan para elit kerajaan melawan kaum miskin pedesaan, yang merupakan pendukung Yingluck dan kakaknya Thaksin Shinawatra. Thaksin merupakan mantan perdana menteri Thailand yang digulingkan pada 2006 lalu melalui kudeta militer.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie