Demonstrasi Hong Kong mulai memantik kekhawatiran pelaku bisnis



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Aksi demonstrasi di Hong Kong yang diwarnai kekerasan hari awal pekan ini telah mendapat kecaman dari para pemimpin bisnis global yang khawatir keamanan wilayah tersebut. Padahal selama ini, Hong Kong membanggakan diri sebagai pusat industri keuangan internasional.

Statusnya sebagai pusat keuangan top di Asia dan hubungan antara Cina dan sejumlah pusat bisnis global lain memang masih diakui. Meskipun pamor sejumlah kota di China daratan seperti Shanghai dan Shenzhen juga kian mencuat.

Namun dengan aksi kekerasan yang terjadi belakangan ini, kekhawatiran dari pebisnis global kian menyeruak. "Kami percaya protes keras akhir-akhir ini tidak mencerminkan bagaimana mayoritas masyarakat yang ada di kawasan ekonomi yang dinamis dan maju seperti Hong Kong," tulis pernyataan Kamar Dagang Amerika di Hong Kong dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN.

Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa jam setelah pengunjuk rasa menghancurkan jendela di kantor Dewan Legislatif Hong Kong dan melakukan aksi vandalisme lain.

Protes pada Senin juga bertepatan dengan peringatan 22 tahun penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China. Di bawah ketentuan penyerahan tahun 1997, Beijing berjanji untuk menghormati sistem politik dan hukum kota semi-otonom yang berbeda selama 50 tahun.

Sementara upaya pemerintah Hong Kong untuk mendorong RUU kontroversial yang akan memungkinkan tersangka dari Hong Kong untuk diekstradisi ke China telah memicu protes berkepanjangan.

Komunitas bisnis Hong Kong juga mengutuk RUU tersebut. Mereka takut jika aturan tersebut berlaku, Beijing dapat meningkatkan tekanan di Hong Kong, termasuk menarik sejumlah eksekutif asing untuk menghadapi dakwaan di bawah sistem hukum China yang dinilai tidak jelas dan terpolitisasi.

Beberapa pelaku bisnis Hong Kong telah mendukung protes tersebut pada bulan lalu. Di mana Lebih dari 100 perusahaan menutup tempat usaha mereka sebelum demonstrasi pada 12 Juni untuk memungkinkan para karyawan bisa bergabung dalam rapat umum di luar kantor legislatif.

Tetapi eskalasi pada hari Senin oleh beberapa pemrotes dapat membuat mereka kehilangan dukungan di kalangan komunitas bisnis. Salah satu kelompok bisnis paling berpengaruh di kota itu berbicara menentang kekerasan hari Senin, dengan mencatat bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh sejumlah kecil pengunjuk rasa ekstrem.

"Masyarakat memiliki hak untuk mengekspresikan pandangan mereka, tetapi kekerasan tidak boleh ada dalam kondisi apa pun. Kami harus menghormati dan menegakkan aturan hukum," Aron Harilela, ketua Kamar Dagang Umum Hong Kong.

Editor: Tendi Mahadi