JAKARTA. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Tumiran, mengatakan pembentukan perusahaan holding di sektor energi tidak tepat. Hal itu karena pembentukan holding energi mestinya tidak untuk mencari utang atau pinjaman demi Pertamina. “Tidak tepat kalau cari untuk utang, malah akan membebani Pertamina,” kata Tumiran saat dihubungi, Selasa (24/6).
Menurut Tumiran, keberadaan utang bagi Pertamina justru akan menjadi bumerang bagi cita-cita kemandirian energi nasional. Sebab, utang itu nantinya justru akan membebani Pertamina lantaran beban yang mesti ditanggung semakin besar. Akibatnya, perusahaan minyak nasional itu bakal menjadi profit oriented dan berubah menjadi entitas bisnis. Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pembentukan holding energi akan memperkuat posisi keuangan Pertamina dalam mendapatkan pinjaman. Menurut Rini, Pertamina butuh biaya besar untuk membangun kilang-kilang minyak di dalam negeri. Rencana itu diharapkan juga dapat mendorong masuknya investor ke Indonesia. “Dengan menjadi holding dan masuknya PGN, maka keuangan Pertamina akan lebih kuat,” katanya di Kantor Pusat Pertamina, Senin (23/6).
VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro sebelumnya juga menyatakan, Pertamina mendukung holding energi lantaran butuh modal besar untuk biaya investasi di sejumlah blok migas. Dengan kebutuhan investasi sebesar US$ 3-3,5 miliar per tahun, penggabungan PGN akan memperkuat posisi Pertamina dalam memperoleh utang. “Adanya holding akan ada tambahan nilai aset. Dengan aset yang besar, kita bisa memperoleh pendanaan yang lebih besar,” ujar Wianda. (Penulis: Hendra Gunawan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan