KONTAN.CO.ID - PLOS Neglected Tropical Diseases dalam studi barunya menyatakan para ilmuwan menggunakan bantuan machine learning untuk mengidentifikasi spesies kelelawar yang berpotensi menjadi induk virus nipah. Dikutip dari National Science Foundation (NSF), para ilmuwan melakukan penelitian ini di India. Asal tahu saja, India merupakan salah satu negara yang paling banyak terjangkit Virus Nipah sejak tahun 2008. Virus ini ditemukan oleh ilmuwan pada tahun 1990. Sejak itu pula, India dan Bangladesh menjadi negara yang paling banyak terjangkit virus nipah di Asia Tenggara.
Kini, para ilmuwan mengawasi empat spesies kelelawar yang diduga menyebarkan virus nipah. Barbara Han, Ahli Ekologi Penyakit Cary Institite of Ecosystem Studies mengatakan fakta yang berkembang bahwa kelelawar menjadi penyebar virus nipah di Asia Tenggara. Namun, belum ketahuan jenis spesies (kelelawar) yang menimbulkan resiko paling besar. “Tujuan kami ingin menunjukkan spesies tambahan yang kemungkinan membawa virus nipah, sehingga bisa melindungi kesehatan masyarakat," kata Barbara. Sam Scheiner, Direktur Program Biologi Lingkungan NSPF mengatakan, mereka bisa mengidentifikasi spesies pembawa penyakit lebih mudah dan cepat karena adanya penelitian pendahuluan di Virus - Host Associations. "Hasilnya dapat digunakan untuk mengendalikan dan mengontrol penyakit," tambah Sam.