KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit macet Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau yang biasa disebut Indonesia Eximbank meningkat tahun ini. Meski begitu, manajemen menyakini rasio kredit macet atau non perfoming loan (NPL) yang ada dalam portofolio bisnis bakal turun.

Menurut Direktur Pelaksana I Eximbank Dwi Wahyudi, saat ini ada beberapa debitur yang sedang dalam proses restrukturisasi. "Jadi kalau proses restrukturisasi selesai tentu tren NPL akan turun lagi," kata dia, Rabu (11/10).

Salah satu debitur yang sedang dalam proses restrukturisasi adalah PT Royal Industries. Dwi mengatakan, saat ini sejumlah kreditur termasuk Eximbank sedang dalam proses perumusan hubungan perdamaian.

Nantinya hasil perumusan tersebut akan menjadi bahan untuk proses restrukturisasi. Selain itu, meski tak menyebut identitasnya, juga ada beberapa investor yang disebutnya berminat untuk membantu perusahaan di bidang agribisnis tersebut.

"Tapi semua masih tahap penjajakan sehingga berbagai opsi masih tersedia," ujar Dwi.

Berdasarkan pengalaman, opsi yang paling sering diambil dalam proses restruturisasi adalah dengan memperpanjang tenor pinjaman. Hal ini untuk menyesuaikan bisnis milik debitur dengan kondisi pasar yang biasanya naik turun seperti komoditas.

Dari situ bank memperhitungkan potensi tren kenaikan harga komoditas sehingga bisa mendorong bisnis dari sang debitur untuk mencatatkan perbaikan. Dus, pemenuhan kewajiban dalam membayar utang bisa diperbaiki.

Selain itu, ada pula beberapa debitur yang dibantu mendapatkan investor baru sehingga kondisi keuangan dari debitur pun bisa kembali sehat.

Sebagai catatan, merunut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai Agustus kemarin, rasio NPL gross dari Eximbank berada di angka 4,42%. Jumlah ini meningkat pesat dibanding posisi pada bulan yang sama di tahun lalu yang sebesar 2,79%.

Begitu pula kenaikan yang terjadi di sisi NPL net yang melompat dari 1,67% menjadi 3,22%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Johana K.