Dengan suara terbata-bata, PM Kanada tegaskan tak akan istirahat sampai ada jawaban



KONTAN.CO.ID - TORONTO. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dengan suara yang terbata-bata, pada hari Minggu (12/1/2020) mengatakan bahwa ia akan "mengejar keadilan dan akuntabilitas" untuk apa yang terjadi terhadap warganya yang tewas dalam bencana pesawat Iran.

Melansir Reuters, Iran mengatakan secara keliru menembak jatuh pesawat Ukraina pada hari Rabu, menewaskan 176 orang. Lima puluh tujuh warga Kanada tewas, sebagian besar dari mereka keturunan Iran. Ini merupakan kecelakaan yang menelan korban jiwa terbesar yang diderita Kanada dalam 40 tahun.

“Kamu mungkin merasa kesepian yang tak tertahankan, tetapi kamu tidak sendirian. Negara mendukung Anda, malam ini, besok, dan di tahun-tahun mendatang,” kata Trudeau kepada kerumunan warga yang mencapai 2.300 orang di sebuah gimnasium bola basket di Edmonton, Alberta, rumah bagi 13 korban. Sebagian besar memiliki hubungan langsung ke Universitas Alberta.

Baca Juga: Donald Trump ke pemimpin Iran: Jangan bunuh yang memprotes Anda, dunia mengawasi

Ketika Trudeau berbicara, kotak-kotak tisu dilewatkan di antara para pelayat yang datang. Foto-foto korban tewas berbingkai hitam ditampilkan di atas panggung, di sampingnya ada hiasan kelopak mawar, lilin, dan piring-piring kurma.

"Tragedi ini seharusnya tidak pernah terjadi, dan saya ingin meyakinkan kalian bahwa kalian memiliki dukungan penuh saya selama masa yang sangat sulit ini ... Kalian memberi kami tujuan untuk mengejar keadilan dan akuntabilitas atas apa yang terjadi," kata Trudeau, yang telah menuntut Iran agar Kanada dilibatkan dalam investigasi kecelakaan pesawat.

"Kami tidak akan beristirahat sampai ada jawaban," lanjutnya.

Baca Juga: Iran Tercekik, Trump tak peduli jika mereka akhirnya setuju bernegosiasi

Kenney, musuh politik Trudeau, mengatakan dirinya yakin perdana menteri akan melakukan segalanya untuk mengetahui apa yang terjadi.

Keluarga dan teman-teman korban menangis dan berpelukan, mendengarkan tribut kepada orang yang mereka cintai dari yang tua hingga muda.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie