Dengan Tapera, ASN semakin mudah miliki rumah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Jumlah masyarakat yang belum memiliki rumah masih sangat besar. Pemerintah memperkirakan backlog perumahan atau selisih antara kebutuhan dan persediaan perumahan di Indonesia mencapai 11,4 juta. Sementara pemerintah juga memiliki ketebatasan anggaran untuk mensubsidi pengadaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 

Kolaborasi yang dilakukan Badan Pengelola Tabungan Perumahan (BP Tapera) dengan PT Bank Tabungan Rakyat (Persero) Tbk (BTN) yang diteken pada 20 Mei 2021 telah membawa titik terang dalam mengentaskan backlog perumahan ini. 

Dengan kolaborasi itu, para Aparatur Sipil Negara (ASN) penerima manfaat Tapera sudah bisa segera memiliki hunian sendiri dengan fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang cukup murah. Bunga KPR yang dikenakan mulai setara KPR subsidi seperti dengan fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM). 


"Kami berkomitmen menyediakan pembiayaan rumah yang murah dan terjangkau sehingga membantu masyarakat memiliki rumah layak huni sejalan dengan program pemerintah mewujudkan sejuta rumah," ungkap Komisioner BP Tapera Adi Setianto baru-baru ini. 

Manfaat dan kelebihan yang dimiliki KPR Tapera adalah memberi keleluasaan kepada calon nasabah bisa membeli rumah untuk harga mulai dari Rp 112 juta hingga Rp 292 juta tanpa dibatasi zonasi seperti aturan yang berlaku pada FLPP.  

Baca Juga: BP Tapera gandeng KSEI dan BRI untuk kelola dana perumahan

Dalam aturan FLPP, pemerintah membatasi harga rumah subsidi  berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 535/KPTS/M/2019 dalam lima zonasi. 

Pertama, untuk Jawa (kecuali Jabodetek) dan Sumatra (kecuali Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Kepulauan Mentawai) Rp 150,5 juta, Kalimantan (kecuali Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu) Rp 164,5 juta.

Kemudian, wilayah  Sulawesi, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, dan Kepulauan Riau (kecuali Kepualaun Anambas) Rp 156,5 juta. Di Maluku, Maluku Utara, Bali, dan Nusa Tenggara, Jabodetabek,  Kepulauan Anambas, Kabupaten Murung Raya, dan Mahakam Ulu, Rp 168 juta dan serta Papua dan Papua Barat Rp 219 juta.

Sementara dengan KPR Tapera, ASN bisa membeli rumah di rentang harga Rp 112 juta hingga Rp 292 juta dimana saja. Namun, BP Tapera dan BP Tapera mengklasifikasi calon nasabah tersebut dalam tiga kelompok.   Pertama, kelompok penghasilan di bawah Rp 4 juta.  Mereka ini akan dapat suku  unga KPR 5% tetap selama masa tenor hingga 30 tahun. 

Kedua, kelompok berpenghasilan Rp 4 juta-Rp 6 juta dikenakan bunga KPR sebesar 6% berlaku tetap sepanjang tenor hingga 20 tahun. Ketiga, kelompok penghasilan Rp 6 juta-Rp 8 juta akan dikenaikan bunga 7% tetap dengan tenor bisa sampai 20 tahun.

Untuk dapat mengakses KPR Tapera, masyarakat diwajibkan untuk memenuhi ketentuan dan persyaratan untuk mendapatkan Pembiayaan Tapera seperti Peserta masuk ke dalam golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), belum memiliki rumah, serta  merupakan peserta Tapera aktif dan lancar membayar simpanan peserta selama 12 bulan. 

BP Tapera menargetkan pembiayaan 51.000 unit rumah bagi ASN tahun ini. Adi bilang, melayani ASN masih jadi fokus awal kepesertaan BP Tapera pada tahun 2021, terutama peserta eks Bapertarum-PNS.  

Ke depannya BP Tapera akan memperluas segmen kepesertaan kepada BUMN/BUMD/BUMDes, TNI/Polri, Pekerja Mandiri, dan Pekerja Swasta, serta WNA yang bekerja di Indonesia lebih dari 6 bulan.

BP Tapera dan BTN telah menggandeng Perum Perumnas untuk penyediaan rumah 11.000 unit. Sebagai bagian dari inisiasi itu, telah dilakukan akad perdana pembiayaan rumah bagi ASN di Perumahan Pesawaran Residence Lampung pada 27 Mei 2021 lalu. 

Dengan target penyediaan rumah 51.000 yang ditetapkan BP Tapera, Hirwandi Gafar, Direktur Consumer and Commercial Lending BTN mengatakan total pembiayaan yang bisa disalurkan perseroan lewat KPR Tapera akan mencapai sekitar Rp 7 triliun. 

“Kami berharap 51.000 unit tersebut nantinya dapat melibatkan mitra pengembang baik dari Apersi, REI maupun Himpera,” katanya. 

BTN sebagai bank spesialis KPR akan mendapatkan potensi pasar baru dengan KPR Tapera ini.  BTN optimis bisa mencapai target pertumbuhan kredit 7% tahun ini dengan adanya Tapera. Pada kuartal I 2021, perseroan berhasil mencapatakan kredit tumbuh 3,19% menjadi Rp 261,34 triliun. 

Selanjutnya: Berkat kerja sama dengan BP Tapera, target pasar KPR BTN kian gemuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi