Dentuman terdengar dari puncak Gunung Merapi



YOGYAKARTA. Warga lereng Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Selasa (29/4/2014) malam, kembali mendengar suara dentuman. Tiga hari lalu, dentuman tersebut juga sudah terdengar.

"Sudah sejak tiga hari lalu dan malam ini terdengar lagi suaranya," kata Lilik Rudianto, relawan Palem Rescue, saat dihubungi Kompas.com, Selasa. Suara dentuman dari Gunung Merapi, ujar dia, terdengar pada pukul 20.10 dan 21.17 WIB.

Menurut Lilik, suara itu terdengar cukup keras, tetapi tak disertai suara bergemuruh seperti pada hari-hari sebelumnya. "Saya lagi jaga, mantau HT di sekretariat. Ya jaraknya sekitar 13 km dari (puncak) Merapi. Suaranya terdengar cukup keras, tetapi tidak sampai getar seperti kemarin," tutur dia.


Lilik mengatakan, aktivitas warga di lereng gunung ini tetap normal sekalipun suara dentuman terdengar beberapa kali. "Paling (warga) hanya keluar rumah melihat ke arah utara, terus masuk rumah lagi. Aktivitas warga seperti biasa," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo, saat dihubungi pada Selasa siang, mengatakan bahwa suara dentuman dan gemuruh tersebut merupakan akibat dari aktivitas tekanan turbulensi gas vulkanik di dalam Gunung Merapi.

Turbulensi gas vulkanik tersebut membawa material berupa bebatuan, yang menimbulkan suara gemuruh. Aktivitas turbulensi gas yang membawa material tersebut, papar Subandrio, terjadi di diafragma Merapi.

Posisi diafragma itu, sebut Subandrio, berada di bawah kubah Merapi dan kantong magma. "Jarak antara kubah dan kantong magma, lebih kurang tiga kilometer," ujar dia. (Wijaya Kusuma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri