JAKARTA. Departemen Perhubungan (Dephub) terus berupaya membenahi kondisi kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek. Kali ini, Dephub mencari pinjaman dan kerjasama swasta untuk proyek pengembangan daya listrik KRL. Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan menjelaskan, saat ini terdapat 13 gardu induk (substation) dengan total daya 86.174kilo volt ampere (kVa) yang melayani seluruh jaringan KRL di Jabodetabek. "Namun dengan daya yang ada sekarang ini pun tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh PT PLN. Kemarin saat terjadi pemadaman bergilir, listrik untuk KRL ikutan digilir. Saya sudah minta PLN untuk bisa memilah, kalau terkait pelayanan masyarakat jangan dimatikan," kata Tundjung, Selasa (8/12).Selain, pengembangan daya listrik, Dephub juga sudah merancang program Retrofit. Yakni, program rehabilitasi kembali kereta-kereta listrik khususnya kelas ekonomi yang rusak, sehingga bisa kembali digunakan.Saat ini, Dephub sudah mulai menginventarisir kerusakan kereta-kereta tersebut. "Belum dihitung berapa kebutuhannya, tapi yang jelas lebih dari Rp 1 triliun. Kemungkinan besar kami akan cari pinjaman untuk mendanai proyek ini," tambahnya.Jika program Retrofit tersebut sukses, bisa dipastikan jaringan KRL Jabodetabek membutuhkan tambahan daya listrik. Apalagi nanti banyak kereta non AC yang bakal dimodifikasi menjadi kereta AC, sehingga akan semakin banyak listrik yang dikonsumsi.Dalam cetak biru rencana pengembangan daya listrik KRL Jabodetabek, Dephub berencana menambah daya sebanyak 66.826 kVa sampai tahun 2014. Dengan begitu, total seluruh daya yang dimilikimencapai 153.000 kVa. "Program itu akan kita kerjakan bertahap mulai dari 2011 dengan menambah 24.000 kVa, lalu pada 2012 sebanyak 15.000 kVa, di 2013 ditambah 16.000 kVa dan 2014 ditambah 11.826 kVa," kata Tundjung.Ia mengaku untuk merealisasikan rencana tersebut, tidak akan cukup jika hanya mengandalkan anggaran Ditjen Perkeretaapian yang besarnya hanya Rp 3,6 triliun per tahun. Apalagi anggaran tersebut juga digunakan untuk proyek infrastruktur perkeretaapian lainnya seperti rehabilitasi kereta api, pembangunan sarana, serta penambahan jalur ganda."Kalau ada swasta yang mau investasi suplai daya, saya akan senang sekali karena selama ini belum ada. Sehingga kesempatan ini akan kamitawarkan supaya swasta bisa menyuplai listrik tersebut," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dephub Atasi Krisis Listrik KRL
JAKARTA. Departemen Perhubungan (Dephub) terus berupaya membenahi kondisi kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek. Kali ini, Dephub mencari pinjaman dan kerjasama swasta untuk proyek pengembangan daya listrik KRL. Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan menjelaskan, saat ini terdapat 13 gardu induk (substation) dengan total daya 86.174kilo volt ampere (kVa) yang melayani seluruh jaringan KRL di Jabodetabek. "Namun dengan daya yang ada sekarang ini pun tidak bisa dipenuhi seluruhnya oleh PT PLN. Kemarin saat terjadi pemadaman bergilir, listrik untuk KRL ikutan digilir. Saya sudah minta PLN untuk bisa memilah, kalau terkait pelayanan masyarakat jangan dimatikan," kata Tundjung, Selasa (8/12).Selain, pengembangan daya listrik, Dephub juga sudah merancang program Retrofit. Yakni, program rehabilitasi kembali kereta-kereta listrik khususnya kelas ekonomi yang rusak, sehingga bisa kembali digunakan.Saat ini, Dephub sudah mulai menginventarisir kerusakan kereta-kereta tersebut. "Belum dihitung berapa kebutuhannya, tapi yang jelas lebih dari Rp 1 triliun. Kemungkinan besar kami akan cari pinjaman untuk mendanai proyek ini," tambahnya.Jika program Retrofit tersebut sukses, bisa dipastikan jaringan KRL Jabodetabek membutuhkan tambahan daya listrik. Apalagi nanti banyak kereta non AC yang bakal dimodifikasi menjadi kereta AC, sehingga akan semakin banyak listrik yang dikonsumsi.Dalam cetak biru rencana pengembangan daya listrik KRL Jabodetabek, Dephub berencana menambah daya sebanyak 66.826 kVa sampai tahun 2014. Dengan begitu, total seluruh daya yang dimilikimencapai 153.000 kVa. "Program itu akan kita kerjakan bertahap mulai dari 2011 dengan menambah 24.000 kVa, lalu pada 2012 sebanyak 15.000 kVa, di 2013 ditambah 16.000 kVa dan 2014 ditambah 11.826 kVa," kata Tundjung.Ia mengaku untuk merealisasikan rencana tersebut, tidak akan cukup jika hanya mengandalkan anggaran Ditjen Perkeretaapian yang besarnya hanya Rp 3,6 triliun per tahun. Apalagi anggaran tersebut juga digunakan untuk proyek infrastruktur perkeretaapian lainnya seperti rehabilitasi kereta api, pembangunan sarana, serta penambahan jalur ganda."Kalau ada swasta yang mau investasi suplai daya, saya akan senang sekali karena selama ini belum ada. Sehingga kesempatan ini akan kamitawarkan supaya swasta bisa menyuplai listrik tersebut," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News