Deposit Facility turun untuk dongkrak kredit



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mendorong ruang gerak penyaluran kredit bank melalui penurunan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,50% dari sebelumnya 5,75%.

Halim Alamsyah Deputi Gubernur BI mengatakan, penurunan bunga deposit ini agar bank lebih memilih menyalurkan kredit terhadap kelebihan likuiditas daripada menyimpan di BI. 

“Dengan pertumbuhan ekonomi 5,4%-5,8% maka kami prediksi kredit 15%-17%,” kata Halim, Selasa (17/2). Menurutnya, penyaluran kredit perbankan akan mencapai batas atas atau batas tengah, karena secara umum bank memasang target pertumbuhan kredit sebesar 17,5% pada tahun 2015 dari adanya kelebihan likuiditas. 


Halim bilang, likuiditas perbankan akan cukup untuk membiayai kredit, karena dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh lebih tinggi dari kredit pada tahun lalu, seperti DPK tumbuh 12,3% dan kredit tumbuh 11,6% pada akhir Desember 2014. Sedangkan, proyeksi DPK dan kredit versi BI tahun ini, masing-masing 14%-16% dan 15%-17%.

Harapannya penyaluran kredit ini tidak hanya pada sektor infrastruktur yang sedang didorong oleh pemerintah, karena sebagian proyek infrastruktur dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) yang sebesar Rp 239 triliun. Nah, perbankan dapat mencari peluang membiayai kredit infrastruktur dan sektor pendampingnya seperti konstruksi.

Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengakui, perbankan mematok pertumbuhan kredit lebih tinggi pada tahun 2015 ini. Selain karena likuiditas yang cukup, juga karena kondisi politik Indonesia yang sudah mulai mulih, sehingga bank lebih percaya diri untuk menggelontorkan kredit.

Berdasarkan kelompok bank jenis bank kecil menargetkan pertumbuhan kredit paling tinggi. Misalnya, target kredit untuk bank BUKU 1 sebesar 22,24%, bank BUKU 2 sebesar 14,6%, bank BUKU 3 sebesar 12,78% dan bank BUKU 4 sebesar 14,57%. "Sehingga total kredit perbankan akan mencapai sekitar Rp 4.715 triliun pada akhir tahun ini," ucapnya.

Irwan menambahkan, sektor kredit yang akan besar menerima penyaluran kredit adalah porsi kredit perdagangan besar dan eceran sebesar 19,17%, kemudian porsi kredit pengolahan sebesar 17,6%, porsi kredit pertanian sebesar 5,64%, porsi kredit konstruksi sebesar 4,1%, dan porsi kredit real estate sebesar 5,02%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan