JAKARTA. Departemen Perindustrian (Depperin) menilai, sudah selayaknya Indonesia menjadi basis produksi produsen telepon genggam atau handphone besar dunia. Sebab, Depperin memperkirakan, potensi penjualan handphone di Indonesia mencapai 9 juta unit per tahun. Potensi penjualan itu terutama bagi kalangan pengguna akhir dari kelas bawah dan menengah atau low dan middle end. Terkait hal tersebut, Depperin meminta produsen handphone bersedia membangun pabriknya di Indonesia. "Kalau saja handphone low end yang potensial penjualannya sebanyak 4 juta unit diproduksi di sini maka hasilnya akan lumayan sekali. Setidaknya, setahun ada nilai pendapatan Rp 4 triliun jika dihitung harga per unit Rp 1 juta," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Budi Darmadi, pekan lalu. Pemerintah sudah mencoba beberapa kali menyampaikan permintaan ini kepada produsen handphone dunia, terutama berskala besar. Namun, sejauh ini belum ada yang secara pasti menyatakan siap berinvestasi ke Indonesia. Kalaupun sudah ada yang memberitahukan rencana usahanya, Budi mengaku tak bisa menyampaikan secara gamblang dengan alasan menyangkut persaingan usaha.
Depperin: Indonesia Layak Jadi Produsen Ponsel Dunia
JAKARTA. Departemen Perindustrian (Depperin) menilai, sudah selayaknya Indonesia menjadi basis produksi produsen telepon genggam atau handphone besar dunia. Sebab, Depperin memperkirakan, potensi penjualan handphone di Indonesia mencapai 9 juta unit per tahun. Potensi penjualan itu terutama bagi kalangan pengguna akhir dari kelas bawah dan menengah atau low dan middle end. Terkait hal tersebut, Depperin meminta produsen handphone bersedia membangun pabriknya di Indonesia. "Kalau saja handphone low end yang potensial penjualannya sebanyak 4 juta unit diproduksi di sini maka hasilnya akan lumayan sekali. Setidaknya, setahun ada nilai pendapatan Rp 4 triliun jika dihitung harga per unit Rp 1 juta," kata Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Depperin Budi Darmadi, pekan lalu. Pemerintah sudah mencoba beberapa kali menyampaikan permintaan ini kepada produsen handphone dunia, terutama berskala besar. Namun, sejauh ini belum ada yang secara pasti menyatakan siap berinvestasi ke Indonesia. Kalaupun sudah ada yang memberitahukan rencana usahanya, Budi mengaku tak bisa menyampaikan secara gamblang dengan alasan menyangkut persaingan usaha.