JAKARTA. Pemerintah menilai keterpurukan industri nasional akibat krisis global sudah memasuki masa pemulihan. Atas dasar itulah, Departemen Perindustrian (Depperin) yakin pertumbuhan industri nonmigas pada triwulan III 2009 akan mencapai 2,2%. Proyeksi itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di triwulan II 2009 yang tercatat hanya 1,79%.Pertumbuhan itu bakal ditopang oleh tiga subsektor. Pertama, industri makanan, minuman dan tembakau. Kedua pupuk, kimia, dan barang dari karet. Ketiga, industri alat angkut, mesin, berikut peralatannya. Ketiga subsektor itu menyumbang pertumbuhan dengan porsi masing-masing 27%, 12%, dan 30%. “Setelah tumbuh 2,2% akan menyentuh 2,5% pada triwulan akhir,” kata Sekretaris Jenderal Depperin Agus Tjahajana Wirakusuma, Kamis (13/8). Keyakinan Depperin tersebut terpicu oleh perbaikan sejumlah faktor internal dan eksternal, yang selama kuartal pertama lalu menjadi mimpi buruk para pengusaha. Pada sisi eksternal, membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS) memicu peningkatan ekspor. Sementara dari internal, pertumbuhan akan terkerek oleh kenaikan belanja swasta dan publik, terutama pada bulan Ramadhan, Idul Fitri, serta Natal.Meski secara total bakal tumbuh, Agus mengaku, pada kuartal III dan IV masih akan terjadi penurunan sejumlah industri. Nasib nahas itu akan menimpa industri tekstil, barang kulit dan alas kaki, serta industri kertas dan barang cetakan. “Tapi karena kontribusinya relatif kecil, masing-masing 9% dan 5%, saya kira tidak akan akan berpengaruh,” lanjut Agus.Thomas Darmawan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengakui, sektor makanan dan minuman masih menjadi penggerak pertumbuhan industri selama dua kuartal mendatang. Sektor ini lah yang paling bersentuhan dengan kebutuhan konsumen. ”Kecenderungan ke depan, ekspor komoditi primer beralih ke olahan," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Depperin: Industri Nonmigas Bisa Tumbuh 2,2%
JAKARTA. Pemerintah menilai keterpurukan industri nasional akibat krisis global sudah memasuki masa pemulihan. Atas dasar itulah, Departemen Perindustrian (Depperin) yakin pertumbuhan industri nonmigas pada triwulan III 2009 akan mencapai 2,2%. Proyeksi itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di triwulan II 2009 yang tercatat hanya 1,79%.Pertumbuhan itu bakal ditopang oleh tiga subsektor. Pertama, industri makanan, minuman dan tembakau. Kedua pupuk, kimia, dan barang dari karet. Ketiga, industri alat angkut, mesin, berikut peralatannya. Ketiga subsektor itu menyumbang pertumbuhan dengan porsi masing-masing 27%, 12%, dan 30%. “Setelah tumbuh 2,2% akan menyentuh 2,5% pada triwulan akhir,” kata Sekretaris Jenderal Depperin Agus Tjahajana Wirakusuma, Kamis (13/8). Keyakinan Depperin tersebut terpicu oleh perbaikan sejumlah faktor internal dan eksternal, yang selama kuartal pertama lalu menjadi mimpi buruk para pengusaha. Pada sisi eksternal, membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS) memicu peningkatan ekspor. Sementara dari internal, pertumbuhan akan terkerek oleh kenaikan belanja swasta dan publik, terutama pada bulan Ramadhan, Idul Fitri, serta Natal.Meski secara total bakal tumbuh, Agus mengaku, pada kuartal III dan IV masih akan terjadi penurunan sejumlah industri. Nasib nahas itu akan menimpa industri tekstil, barang kulit dan alas kaki, serta industri kertas dan barang cetakan. “Tapi karena kontribusinya relatif kecil, masing-masing 9% dan 5%, saya kira tidak akan akan berpengaruh,” lanjut Agus.Thomas Darmawan, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengakui, sektor makanan dan minuman masih menjadi penggerak pertumbuhan industri selama dua kuartal mendatang. Sektor ini lah yang paling bersentuhan dengan kebutuhan konsumen. ”Kecenderungan ke depan, ekspor komoditi primer beralih ke olahan," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News