JAKARTA. Departemen Perindustrian (Depperin) meminta dana hibah dari Asian Development Bank (ADB) untuk membiayai pembanguan sentra industri elektronik di Sumatera Utara. Total dana yang diminta diperkirakan sebesar US$ 10 juta.
Direktur Elektronik Depperin Abdul Wahid mengatakan jika ia telah menyelesaikan proposal rencana pembangunan sentra industri elektronik. Ia juga telah menyempaikan proposal tersebut kepada Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). "Bappenas telah menyetujuinya," katanya.
Lantaran telah disetujui, maka Depperin berniat mencari dana untuk merealisasikan rencana tersebut. Hal ini dilakukannya karena pemerintah tidak memiliki dana untuk membiayainya. "Pemerintah tidak memiliki dana," tegas Abdul.
Oleh karena itu, Abdul telah bertemu dengan ADB untuk meminta dana sebesar US$ 10 juta. "Saya telah bertemu di Manila dua pekan lalu," katanya. Dalam pertemuan itu, Abdul menjelaskan jika ADB tertarik mendanai proyek tersebut.
Bahkan, nampaknya ADB mampu untuk mendanai seluruh kebutuhan proyek tersebut yang diperkirakan mencapai Rp 200 miliar. Namun, Abdul belum menjelaskan kapan dana itu akan dikucurkannya karena ia baru membicarakannya dalam pertemuan berikutnya. "Segera saya akan mengagendakannya," tegasnya.
Asal tahu saja, jika proyek ini selesai, maka kebutuhan komponen elektronik dan listrik di Sumatera akan terpenuhi. Pasalnya, sentra industri ini nantinya akan memproses pasir silika menjadi bahan baku komponen elektronik dan bahan baku listrik tenaga surya.
Asal tahu saja, untuk membuat bahan baku tenaga surya, pasir silika ini harus dirubah menjadi poly crystal dan single crystal agar siap pakai.
Menurut Abdul, jika industri ini selesai, maka pemerintah mampu menghemat subsidi listrik. Karena untuk kebutuhan lampu 9 watt hanya membutuhkan investasi sebanyak US$ 60 saja. Bukan hanya itu, pemasukan pendapatan kepada pemerintah juga akan melonjak. "Kalau berlebih kita bisa ekspor ke luar," tegas Abdul.
Abdul bercerita jika saat ini sudah ada lima investor lokal yang tertarik untuk membangun pabrik ini. Sehingga, Abdul berharap agar realisasi ini bisa segera diwujudkan. "Kalau ada lokal kenapa harus investor asing," tuturnya.