KONTAN.CO.ID - Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN, Nawal Nely, optimistis PTPN Group mampu berkontribusi secara aktif dalam merealisasikan target pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan nasional. Hal itu, diungkapkan Nely saat melakukan rangkaian kunjungan kerja ke kebun kopi Kalisat Jampit, Bondowoso, Jawa Timur, milik Regional 5 PTPN I, dan kebun tebu Rojopolo milik Regional 4 PTPN I di Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu-Minggu (01-02/06/2024). Dalam kunjungannya itu, Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN didampingi oleh Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, Asdep Manajemen Risiko dan Kepatuhan Kementerian BUMN Dwi Ary Purnomo, serta Asdep Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Faturohman. Di kebun kopi Kalisat Jampit, rombongan mendengarkan paparan dari Region Head Regional 5 PTPN I, Winarto, dilanjutkan dengan site visit ke pembibitan kopi di afdeling Krepekan, panen kopi bersama karyawan, peninjauan pabrik pengolahan kopi, dan diakhiri dengan proses cup tasting kopi arabika. Di hari berikutnya, rombongan turut serta menyaksikan panen perdana tebu Regional 4 PTPN I di Lumajang.
Usai menyaksikan langsung kegiatan operasioanal, Nely menyampaikan harapan besar kepada PTPN untuk dapat berkontribusi secara aktif dalam merealisasikan target, baik di Kementerian BUMN, maupun pemerintah untuk menjaga stabilitas pangan nasional. “Kita optimis, di mana yield per hektar tebu di Kebun contoh di Rojopolo sudah dua kali lipat dari sebelum tahun 2020,” ujarnya. Ia juga berpesan kepada tim manajemen kebun Regional 4 PTPN I untuk tetap mengupayakan yang terbaik dalam menghadapi setiap tantangan operasional ke depan. “Besar harapan kami, dari best management yang ditempatkan di sini untuk senantiasa keep up the good work. Tantangan ke depan masih ada, variasinya masih banyak. Tapi saya optimis, kalau sudah mampu melalui yang sebelumnya, harusnya ke depan dapat jauh lebih cepat dan lebih baik,” imbuhnya. Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan bahwa jika tahun ini produktivitas 7-8 ton gula per hektare dapat tercapai di 16 ribu hektare di kebun tebu milik sendiri, maka akan ada peningkatan target untuk tahun berikutnya. “Pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada PTPN sebagai backbone untuk swasembada gula nasional. Tetapi bukan hanya fokus pada peningkatan produktivitas di kebun tebu milik kita saja, tapi juga perlu bersama-sama petani membangun ekosistem kolaborasi yang saling asah, asih, dan asuh. Sehingga, petani juga bisa meningkatkan produktivitas tebunya minimal 8 ton gula per hektare,” ujar Ghani. Kunjungan kerja yang dilakukan jajaran Kementerian BUMN dan Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bertujuan untuk memonitor peningkatan efisiensi dan produktivitas melalui program operational excellence. Direktur Utama PTPN I (SupportingCo) Teddy Y. Danas, yang juga hadir dalam kunjungan kerja di kebun kopi Kalisat Jampit, menyampaikan bahwa pembibitan kopi adalah upaya PTPN I untuk memaksimalkan produktivitas. “Kami berharap agar hasil dari bibit kopi ini dapat menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi sesuai dengan permintaan pasar hingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani kopi,” ucapnya. Sementara itu, Region Head Regional 4 PTPN I, Subagiyo, memaparkan beberapa langkah strategis dalam rangka mencapai target program 8 ton gula per hektar (P8T). Untuk mencapai target P8T dan mendukung swasembada gula nasional, pihaknya menerjemahkannya dengan upaya pencapaian target produktivitas tebu 100 ton per hektar. “Untuk itu, sejumlah langkah strategis pun terus kami upayakan, salah satunya melalui penerapan agroinput tepat waktu serta perbaikan water management system,” terangnya. Subagiyo menyampaikan bahwa secara khusus di kebun Rojopolo HGU Lumajang, Regional 4 PTPN I justru mampu melampaui dua kali lipat dari target produktivitas yang ditetapkan. “Secara taksasi, target produktivitas kebun Rojopolo HGU Lumajang berpotensi menyentuh angka 233,4 ton per hektar dengan rendemen 8 persen, dan proyeksi produktivitas gula mampu berada di angka 18,6 ton per hektar,” jelasnya. Untuk diketahui, berdasarkan Peraturan Presiden No.40 tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati, PTPN Group berkomitmen kuat untuk merealisasikan target tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah terus memperbaiki drainase, meningkatkan kualitas pengairan, dan melakukan masa tebang pada tingkat kemasakan yang optimal. Mengenai PT Perkebunan Nusantara III (Persero): PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014. Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).
Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN). Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing. Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.
Baca Juga: Sosialisasi PSN PTPN Group Dukung Percepatan Hilirisasi dan Swasembada Pangan Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti