Deretan obat kuat suntik tenaga bagi rupiah



JAKARTA. Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, sejumlah harga komoditas yang mulai mengalami penguatan menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah.

"Harga komoditas yang menguat menjaga fluktuasi rupiah di area positif," kata Reza dikutip dari Antara, Jumat (12/5).

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Jumat (12/5) pagi ini bergerak menguat 0,08 persen menjadi 47,87 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,10 persen menjadi 50,82 dolar AS per barel.


Ia menambahkan bahwa kabar mengenai rencana pemerintah akan mengajukan beberapa proposal proyek infrastruktur strategis ke China untuk meningkatkan investasi dalam negeri, cukup mampu menopang mata uang rupiah.

"Situasi itu membuka momentum bagi rupiah untuk terapresiasi terhadap dollar AS," katanya.

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova menambahkan bahwa mata uang rupiah terbantu oleh harga minyak mentah dunia yang menguat, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara berbasis komoditas.

Di sisi lain, lanjut Rully, sebagian pelaku pasar yang masih optimistis terhadap kenaikan peringkat dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) menjadi "investment grade" juga turut menjadi salah satu faktor penopang mata uang rupiah.

Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya di hari ketiga di hadapan dollar AS. Mengacu Bloomberg, pukul 09.53 WIB, rupiah pasar spot ke Rp 13.333 perĀ  dollar AS atau menguat 0,10% dari posisi kemarin Rp 13.346 per dollar AS.

Senada, rupiah pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ke Rp 13.340 per dollar AS atau menguat 0,11% dari posisi Rabu (10/5) Rp 13.355 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto