Deretan Saham LQ45 Ini Bisa Dicermati di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 membukukan penurunan kinerja sepanjang tahun 2021. Menurut catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks ini melorot 0,37% sejak awal tahun atawa year to date (ytd).

Berdasar catatan Kontan.co.id, beberapa saham memang mengalami tekanan yang cukup dalam. Penurunan paling dalam dirasakan oleh PTPP hingga 46,92% ytd. Setelahnya ada WIKA dan UNVR yang melorot masing-masing 44,33% ytd dan 44,08% ytd. Ada juga HMSP yang menurun 35,88%. 

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengungkapkan, kinerja LQ45 di tahun 2022 dapat lebih baik dengan catatan kegiatan ekonomi masih berjalan normal di tengah pemulihan yang berkesinambungan. 


Artinya, pelaku pasar perlu mencermati kemungkinan berkembangnya kasus dari varian baru corona serta kebijakan pemerintah dalam penanganannya.

Ia menambahkan, saham perbankan bisa menjadi pilihan investor dan masih akan diburu di tahun 2022. Dengan pergerakan saham yang masih konsolidasi, ia menyarankan buy on weakness saham-saham perbankan seperti BBCA dan BBRI. Target harga dua saham itu masing-masing  Rp 8.500 per saham dan Rp 4.600 per saham.

Saham sektor barang baku seperti INKP juga dinilai menarik seiring peningkatan penjualan di tahun 2021. Ia menyarankan saham INKP dengan target harga Rp 11.500 per saham. 

Sementara itu, saham yang kemungkinan akan dihindari pelaku pasar adalah saham-saham batubara. Sebab, penguatan harga batubara acuan diprediksi cenderung  terbatas di tahun 2022. Di sisi lain, mencermati indeks IDXENERGY, secara teknikal memang ada indikasi bearish divergence. 

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG untuk Sepekan ke Depan

Sehingga, perlu mengantisipasi potensi pembalikan arah pada saham-saham batubara apabila harga batubara terkoreksi dan memicu aksi profit taking. 

Asal tahu saja, sepanjang tahun 2021 beberapa saham-saham batubara memang melejit signifikan. Sebut saja, ADRO yang terkerek 57,34% ytd, MDKA meningkat 60,08% ytd. 

Senada, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengungapkan, saham-saham batubara kemungkinan besar akan terkoreksi terlebih dahulu di awal tahun 2022. Setelahnya baru akan mengalami penguatan walaupun tidak akan setinggi tahun lalu. 

"Ketertarikan pasar terhadap saham batubara akan berkurang karena sudah lewat musim dingin dan semakin banyak negara yang mulai produksi seperti Tiongkok dan India," jelas Cheril kepada Kontan.co.id, Minggu (2/1). 

Sementara itu, sektor yang menarik untuk dicermati ada telekomunikasi, teknologi, dan keuangan. Beberapa pilihan sahamnya yang atraktif adalah TLKM, BUKA, BBCA, dan BBRI. Untuk TLKM, BBCA, BBRI disarankan beli dengan target kenaikan harga 10%. Untuk BUKA, investor bisa menunggu terlebih dahulu di harga 450 dengan target kenaikan harga 20%.

Sementara itu, dalam riset Mirae Asset Sekuritas diungkapkan, peringkat overweight pada sektor perbankan. Ini mempertimbangkan outlook pertumbuhan pendapatan yang positif di industri perbankan. Adapun BBNI dan BMRI menjadi top picks di sektor ini.  Keduanya direkomendasikan buy dengan target harga masing-masing Rp 5.425 per saham dan Rp 9.075 per saham. 

Editor: Herlina Kartika Dewi