KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 4,49% di tutup di level 5.346,66 pada Jumat (28/8). Penguatan ini diprediksi dapat berlanjut pada September 2020. Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr IHSG berpeluang melanjutkan penguatan di September 2020 menuju
resistance 5.450-5.550 dan
support 5.300.
Baca Juga: Analis sebut IHSG pekan depan berpotensi mengalami koreksi, simak sentimennya Sentimen yang menggerakkan IHSG adalah kelanjutan perkembangan Covid-19 dan perbaikan data-data ekonomi makro seperti indeks manufaktur, inflasi, indeks keyakinan konsumen, penjualan otomotif, ritel dan semen. "Data-data mengenai realisasi stimulus fiskal akan jadi sorotan juga," jelas Zamzami, Jumat (30/8). Bila dilihat secara historikal, lanjut Zamzami, selama 20 tahun terakhir di September IHSG mengalami 11 kali hijau dan sembilan kali merah. Peluang untuk mengalami penguatan di bulan ini sebanyak 55% dan pelemahan sebanyak 45%. Rata-rata imbal hasil (
return) untuk bulan September selama 20 tahun terakhir yakni 0,25%. Sementara itu, Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama memprediksi IHSG bakal melemah di bulan ini dengan rentang pergerakan 5.295-5.420. Terutama karena jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), sehingga sentimen dari luar negeri cukup besar. "Terlebih semalam Teh Fed menyampaikan strateginya terhadap kebijakan moneter yang ternyata tidak direspon baik oleh pasar," jelas Okie.
Hal ini juga menjadi sentimen terhadap penurunan dolar Amerika Serikat (AS) secara signifikan pasca pernyataan tersebut dilontarkan oleh Jerome Powell.
Baca Juga: Simak rekomendasi untuk emiten consumer di tengah banjir stimulus dari pemerintah Sedangkan dari dalam negeri, investor perlu mencermati data neraca perdagangan, serapan anggaran pemulihan ekonomi nasional dan strategi Bank Indonesia. Zamzami menyarankan investor untuk mencermati saham-saham penggerak IHSG seperti perbankan dan barang konsumer dengan nilai pasar yang besar. Kemudian bisa juga mulai mencermati sektor industri dasar dan agrikultur. Sedangkan Okie menyarankan investor untuk mencermati saham-saham komoditas.
Editor: Tendi Mahadi