KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanda-tanda kebangkitan ekonomi Indonesia dari perdesaan mulai bermunculan. Berbagai indikator menunjukkan perekonomian di perdesaan terus membaik. Misalnya tahun 2018 terdapat 14.047 desa yang statusnya sangat tertinggal, maka tahun 2022 jumlahnya turun menjadi hanya 5.333 desa dan ditargetkan menjadi 4.438 di akhir tahun ini. Sedangkan status desa tertinggal tahun 2018 berjumlah 33.339 desa, pada akhir tahun 2022 lalu jumlahnya susut menjadi 9.234 desa. Sebaliknya, jumlah desa kategori mandiri terus meningkat. Jika tahun 2019 total desa mandiri hanya 840 desa, pada akhir tahun lalu sudah melonjak menjadi 6.239 desa.
Indikator lain, jumlah penduduk miskin di pedesaan juga turun. Maret 2015, jumlah penduduk miskin di perdesaan mencapai 17,9 juta jiwa atau 62,75% dari total populasi miskin secara nasional. Sementara pada September 2022, total penduduk miskin di perdesaan sekitar 14,3 juta jiwa atau 54% dari total penduduk miskin secara nasional. Sisi positifnya, perbaikan indikator ekonomi di perdesaan ini turut menopang ekonomi Indonesia, terutama dari hantaman krisis. Tak heran, ketika efek pandemi Covid-19 masih mendera dunia, Indonesia masih mampu tumbuh positif salah satunya lantaran ditopang oleh kekuatan ekonomi desa. Nah, kebangkitan perekonomian desa sendiri memang erat kaitannya dengan program Dana Desa yang berlangsung mulai tahun 2015. Hingga kini tak kurang dari Rp 537,8 triliun Dana Desa mengalir langsung ke kas desa, atau rerata setara sekitar Rp 60 triliun dalam 9 tahun terakhir. Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Budi Ari Setiadi menyebutkan, persoalan masing-masing desa memang berbeda. Karena itu pembangunan desa selalu mengutamakan kearifan lokal dan prosesnya bottom up. "Masyarakat desa membangun sesuai kondisi masyarakat setempat," katanya kepada KONTAN, belum lama ini.
Karena itulah tantangan ke depan adalah mengatasi isu strategis nasional seperti ketahanan pangan dari desa. "Yang menjadi tulang punggung adalah desa. Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, stunting, juga harus dilakukan dari desa," katanya. Atas dasar itu pula, kali ini KONTAN menyajikan program liputan khusus Jelajah Ekonomi Desa 2023 yang sudah berlangsung sejak Januari 2023. Ada sebanyak 11 desa terpilih yang menjadi tujuan liputan yang mewakili kriteria dari desa pariwisata yang mengandalkan keindahan alami, desa pariwisata buatan, atau hasil ide kreatif masyarakat, lalu desa digital, baik dari sisi layanan publik maupun kemampuan talentanya mengembangkan jaringan digital di desa.
Ada juga desa manufaktur yang menjadi bagian dari rantai pasok industri global. Sementara desa kreatif mengelola sampah dan produksi pangan maupun perikanan. Bahkan tak kalah penting desa yang mampu menjaga kelestarian hutan dan mendapatkan imbal hasil serta manfaat nyata dari kegiatan itu. Liputan ini bertujuan menggali kisah sukses dan kebangkitan desa. Harapannya, pengalaman dari 11 desa terpilih ini bisa menularkan inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk bangkit dan maju.
Pada program Jelajah Ekonomi Desa 2023 ini KONTAN juga menggelar kegiatan KONTAN Kerja Nyata (KKN) yang melibatkan warga desa setempat serta para pemangku kepentingan, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka. Aktivitas itu mulai dari kegiatan literasi marketing digital, pengelolaan sampah organik dan plastik, juga literasi keuangan.
Akhir kata, selamat menikmati sajian Jelajah Ekonomi Desa 2023 racikan KONTAN. Desa berdaya, Indonesia jaya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar