JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan pertama 2015 naik 5,05% dibanding periode yang sama tahun lalu. Indeks produksi manufaktur triwulan I-2015 tercatat 122,81. Pada triwulan I 2014 indeks tercatat 116,91. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko berpendapat, pertumbuhan industri manufaktur memperlihatkan adanya perubahan positif. Sektor manufaktur harus didorong untuk bisa menggantikan sektor komoditas. Permasalahan ekonomi Indonesia saat ini adalah tingkat ketergantungan yang tinggi pada sektor komoditas. Maka dari itu, industri manufaktur harus terus didorong agar bernilai tambah tinggi. "Harus didukung dan didesain ekonomi kita lebih banyak ditopang pada sisi ekspor dari sisi manufaktur," ujar Prasetyantoko ketika dihubungi KONTAN, Senin (4/5).
Desain ekonomi harus bertopang manufaktur
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan pertama 2015 naik 5,05% dibanding periode yang sama tahun lalu. Indeks produksi manufaktur triwulan I-2015 tercatat 122,81. Pada triwulan I 2014 indeks tercatat 116,91. Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prasetyantoko berpendapat, pertumbuhan industri manufaktur memperlihatkan adanya perubahan positif. Sektor manufaktur harus didorong untuk bisa menggantikan sektor komoditas. Permasalahan ekonomi Indonesia saat ini adalah tingkat ketergantungan yang tinggi pada sektor komoditas. Maka dari itu, industri manufaktur harus terus didorong agar bernilai tambah tinggi. "Harus didukung dan didesain ekonomi kita lebih banyak ditopang pada sisi ekspor dari sisi manufaktur," ujar Prasetyantoko ketika dihubungi KONTAN, Senin (4/5).