Desainer kondang ogah bekerja untuk Melania Trump



WASHINGTON. Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) telah usai November lalu dengan kemenangan Donald Trump. Namun sentimen dukung-mendukung calon presiden kala itu, ternyata masih membekas hingga ke dunia fesyen.

Kalangan perancang busana top dunia punya alasan masing-masing untuk mau atau tidak mau menjadi desainer bagi istri presiden AS terpilih, Melania Trump. Berdiri dikalangan  desainer yang menolak bekerja untuk Melania adalah Sophie Theallet, Tom Ford, Marc Jacobs, dan Derek Lam.

Adapun desainer yang bersedia bekerjasama dengan first lady AS tersebut diantaranya Tommy Hilfiger, Thom Browne, dan Jean Paul Gaultier. Seperti diberitakan BBC, Selasa (6/12), Gaultier menyatakan dirinya bersedia menjadi desainer bagi pakaian yang bakal dikenakan Melania sebagai ibu negara AS yang baru kelak.


"Ini bukan tujuan saya, tetapi mengapa tidak?" ucap Gaultier saat ditanya wartawan saat acara British Fashion Awards, awal pekan ini. Dia menilai, pemilihan busana Melania hingga saat terlihat sudah cukup baik. Bahkan Gaultier berpendapat apa yang dikenakan Melania sejauh ini masih lebih baik ketimbang Michelle Obama.

Senada dengan Gaultier, desainer Tommy Hilfiger menyebut para perancang busana seharusnya merasa bangga bila dipilih menjadi orang kepercayaan ibu negara. "Tidak perlu berfikir politik untuk hal seperti itu," tutur Hilfiger.

Adapun Sophie Theallet dan rekan-rekannya yang lain punya pendapat berbeda. Theallet lewat akun twitter pribadinya, @sophietheallet menegaskan dirinya menentang retorika politik Trump saat berkampanye.

"Saya tidak akan bekerjasama dengan ibu negara berikutnya, karena kampanye suaminya yang bernada rasisme, seksisme, dan xenophobia," tulis Theallet. Sikap Trump itu, menurut Theallet, sangat bertentangan dengan semangat keberagaman dan kebebasan individu yang menjadi nilai-nilai kebenaran.

Perlu diketahui, Theallet adalah perancang busana Michelle Obama. Dan selama ini, Theallet dikenal sebagai sosok yang punya integritas tinggi dalam dunia fesyen.

Sependapat dengan Theallet, Marc Jacobs dalam sesi wawancara dengan WWD.com mengungkapkan bahwa dirinya lebih bahagia bekerja bagi orang-orang yang akan dirugikan dengan janji-janji kampanye Trump beserta pendukungnya.

Derek Lam menambahkan, dirinya memiliki harapan bisa menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi hal-hal yang bersifat berkeadilan, terhormat, dan hidup dalam masyarakat yang saling menghormati satu sama lain.

Adapun Desainer lain, yakni Tom Ford tidak dengan jelas mengungkapkan sikap keengganan dirinya menjadi desainer Melania. Namun dia menyatakan, sikapnya tersebut bukan didasarkan pada sentimen politik.

"Beberapa tahun lalu bahkan saya pernah diminta menjadi desainernya (Melania), namun saya menolak," kata Ford. Selain bekerja sebagai desainer, pemilik nama lengkap Thomas Carlyle Ford tersebut juga merupakan seorang produser dan penulis naskah film. 

Editor: Yudho Winarto