KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun masih kondisi pandemi covid-19, PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (
PDES) menyebut, permintaan wisatawan mancanegara (wisman) untuk berlibur ke Indonesia masih sangat tinggi terutama ke Bali dan beberapa destinasi prioritas. Direktur Destinasi Tirta Nusantara Ricky Setiawanto mengatakan, terdapat perubahan perilaku dampak dari situasi pandemi, membuat wisatawan lebih menyukai tujuan wisatawan yang menawarkan outdoor activities, culture, natural, diving dan keindahan alam. “Mempelajari
change of travel behaviour, kami melihat Yogya dan Borobudur, Labuan Bajo serta Toba akan menjadi kekuatan besar sebagai destinasi wisata setelah Bali,” katanya dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (28/8).
Selain itu, Ricky bilang, desa-desa wisata akan menjadi kekuatan besar industri pariwisata dimana perseroan juga sedang dalam penjajakan untuk lebih terlibat dan fokus dalam pengembangan desa wisata sebagai destinasi wisata masa kini. Saat ini, program desa wisata sedang digalakan oleh Pemerintah di setiap destinasi popular, prioritas harus memiliki desa-desa wisata yang berkarakter lokal dan mampu meningkatkan ekonomi lokal di desa tersebut.
Baca Juga: Destinasi Tirta (PDES) akan perbesar porsi pendapatan dari wisatawan domestik Tahun 2021, kata Ricky, tidak pungkiri masih menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perseroan. Pandemi covid-19, membuat larangan perjalanan dan ketentuan karantina membuat perseroan kesulitan dalam memasarkan produk-produk destinasi di Indonesia yang sangat di sukai oleh wisman. Dikarenakan keindahan alam dan budaya, ini tercermin dari kinerja perseroan yang sampai semester I-2021 masih terlihat stagnan. Namun demikian, Direktur Keuangan PDES Sylvia Rafael yakin, dengan kemajuan proses vaksinasi yang sedang berlangsung serta memonitor di negara-negara pasar utama perseroan seperti Belanda, Jerman, Perancis, Inggris dan negara Eropa lainnya. Bahkan, di beberapa negara Asia seperti China, Korea, Jepang sudah mulai kembali normal, kinerja perseroan akan kembali pulih di tahun 2022. “Selain itu, kami juga melakukan right sizing, efisiensi di level operasional, penerapan protokol kesehatan yang prima dan berwawasan lingkungan, smart serta sustainables operation,” kata Sylvia.
Slyvia mengatakan, perseroan juga terus mengakselerasikan digitalisasi di bidang operational dan pemasaran. Selain, pasar utama (market) perseroan, manajemen juga melihat positif pemulihan di beberapa negara kawasan regional seperti Singapura dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah (UAE, Turki) maupun di provinsi Bali sendiri. Ia bilang, negara-negara tersebut sangat penting, karena selain masih menjadi major transit bagi wisman sebelum menuju Indonesia, juga memiliki pelayanan jalur penerbangan pesawat dari atau ke Bali sebagai daerah tujuan utama pariwisata Indonesia. “Border re-opening dan safe travelling menjadi game changer pemulihan kinerja perseroan ke depan. Manajemen saat ini berharap Pemerintah dapat segera membuka kembali Bali, sebagai kunci awal pemulihan Pariwisata Indonesia,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat