Deteksi strain baru corona, India wajibkan tes bagi pelancong dari Inggris dan Brasil



KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India akan mewajibkan tes molekuler Covid-19 bagi orang-orang yang datang langsung atau tidak langsung dari Inggris, Afrika Selatan dan Brasil dalam upaya menahan penyebaran varian baru virus corona yang lebih menular, yang ditemukan di negara-negara tersebut.

Mengutip Reuters, Kamis (18/2), India telah melaporkan jumlah tertinggi Covid-19 secara global, setelah Amerika Serikat, mendeteksi varian Afrika Selatan pada empat orang pada bulan lalu dan satu orang dari Brasil dalam sebulan ini.

Pemerintah mengatakan strain Afrika Selatan dan Brasil dapat lebih mudah menginfeksi paru-paru seseorang daripada mutasi Inggris. India sejauh ini melaporkan 187 kasus infeksi dengan varian Inggris.


Pemerintah pada Rabu malam mengatakan maskapai penerbangan mulai pekan depan akan diminta untuk memisahkan pelancong yang masuk dari negara-negara tersebut. 

India tidak memiliki penerbangan langsung dengan Brasil dan Afrika Selatan, dan kebanyakan orang yang bepergian dari negara-negara ini umumnya transit melalui bandara Timur Tengah.

Baca Juga: Menkes Singapura: Melarang pengunjung dari RI dan India berisiko terhadap ekonomi

"Semua pelancong yang tiba dari atau transit melalui penerbangan yang berasal dari Inggris, Eropa atau Timur Tengah wajib menjalani tes molekuler konfirmasi bayar sendiri pada saat kedatangan," kata Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India dalam sebuah pernyataan.

Semua penumpang pesawat juga harus membawa laporan negatif Covid-19 baru-baru ini sebelum naik ke penerbangan apa pun ke India, kecuali dalam keadaan luar biasa seperti kematian dalam satu keluarga.

India sejauh ini melaporkan sekitar 11 juta kasus virus corona dan lebih dari 155.000 kematian. Kasus telah menurun tajam sejak puncak pertengahan September hampir 100.000 per hari.

Sebuah survei serologi pemerintah yang dirilis bulan ini, mengatakan hampir 300 juta dari 1,35 miliar orang India mungkin telah terinfeksi oleh virus tersebut.

Negara ini juga telah memberikan 9,2 juta dosis vaksin sejak memulai kampanyenya pada 16 Januari.

Selanjutnya: Perhatikan! Ini tujuh gejala Covid-19 baru yang berbeda dari gejala klasik

Editor: Herlina Kartika Dewi