Detroit bangkrut, selamat tinggal kota otomotif AS



DETROIT. Selamat tinggal masa lalu. Boleh jadi, kelak hanya kalimat itu yang bisa diucapkan warga Kota Detroit di negara bagian Michigan, Amerika Serikat (AS).

Bukan apa-apa, pengambil alihan kota Detroit oleh pemerintah Michigan sudah di depan mata. Ini, setelah Manager Keuangan Darurat Michigan, Kevin Orr, meminta perlindungan kebangkrutan atas Kota Detroit kepada Pengadilan Federal setempat. Jika permintaan itu dikabulkan, maka pemerintah negara bagian Michigan siap melikuidasi seluruh aset kota tersebut.

Detroit merupakan salah satu kota terbesar di AS yang pernah mengajukan kebangkrutan karena memiliki utang minimal US$ 15 miliar (£ 10 miliar). Utang sebesar itu, antara lain, berupa biaya pinjaman kepada para kreditur, pembayaran pensiunan dan jaminan kesehatan warga.


Bulan lalu, pemerintah Detroit menghentikan pembayaran utang tersebut tanpa jaminan untuk menjaga operasional kota. Kevin Orr lalu mengajukan kesepakatan, di mana kreditur akan menerima 10 sen dari setiap dollar utang mereka. Pada saatnya, porsi itu akan berubah menjadi 50-50 ketika kota mengajukan kebangkrutan.

Restrukturisasi radikal

Dalam surat yang diajukan Kamis kemarin (18/7), Gubernur Michigan Rick Snyder mengatakan, bahwa ia telah menyetujui permintaan Orr untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 9. "Hanya ada satu cara yang layak sebagai jalan keluar. Warga membutuhkan kejelasan dari layanan yang terus menurun," kata Snyder.

Dia menambahkan, satu-satunya cara untuk memulihkan kondisi Detroit adalah melakukan restrukturisasi kota secara radikal. Atau, melakukan perubahan lainnya tanpa ada beban kewajiban utang.

"Jelas, bahwa keuangan darurat di Detroit tidak dapat berhasil ditangani di luar pengajuan (perlindungan kebangkrutan) tersebut. Itu adalah satu-satunya alternatif masuk akal yang tersedia," imbuh Snyder.

Sesungguhnya, menurut Kevin Orr, utang jangka panjang kota Detroit bisa mencapai antara US$ 17 miliar atau US$ 20 miliar. Keuangan kota ini terus memburuk seiring ambruknya industri mobil AS, salah kelola, dan skandal korupsi selama bertahun-tahun. Saat ini, neraca keuangan Detroit mengalami defisit US$ 300 juta.

Kondisi yang sangat memprihatinkan ini membuat Detroit bak kota mati lantaran ditinggalkan para penduduknya. Mereka lebih memilih meneruskan kehidupan di kota berbeda. Jumlah populasi di Detroit merosot tajam. Di sepanjang tahun 2000-2010, kota ini telah kehilangan 250.000 penduduk.

Kini, jumlah penduduk di kota ini hanya sekitar 700.000 penduduk. Skala itu jauh dari masa keemasan Detroit pada 1950 dengan catatan populasi mencapai 2 juta orang. Di masa jayanya, Detroit adalah kota terbesar kelima di AS. Kini hanya ada di peringkat 18 kota besar di negeri Paman Sam tersebut.

Tingkat kekerasan tinggi

Bukan hanya keadaan ekonomi di kota Detroit yang membuat penduduk memilih hengkang. Lingkungan kota ini juga sangat kumuh. Tak cuma sampah rumahtangga dan industri, kota ini juga disesaki oleh ‘sampah masyarakat’. Tingkat kejahatan di Detroit juga sangat tinggi.

Tercatat, pada tahun 2011, angka kejahatan di Detroit mencapai 1.052 kejahatan per 100.000 orang. Angka kejahatan ini tertinggi di antara kota-kota besar lainnya di AS. Semua itu membuat iklim investasi di Detroit memburuk. Harga jual rumah turun drastis sekitar 35% dari rata-rata sebelumnya yang dibanderol dengan harga US$ 40.000.

Tak pelak, memburuknya ekonomi Detroit membuat tingkat pengangguran melonjak. Saat ini, angka pengangguran di Detroit tercatat 18,2%, lebih dari dua kali lipat rata-rata angka pengangguran Amerika Serikat di kisaran 7,7%. 

Kini, penduduk Detroit yang telah sukses merantau di kota-kota AS dan negara lainnya, mungkin hanya bisa mengenang masa jaya kota ini. Detroit yang dulu menjadi kota otomotif dunia dan menjadi markas produsen mobil General Motor Corp, akan meninggalkan goresan tinta emasnya.

Selamat tinggal Detroit...

Editor: Dikky Setiawan