Devaluasi Yuan Bukan Satu-satunya Senjata China Melawan Trump



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Devaluasi yuan hanya salah satu senjata yang bisa ditembakkan China melawan ancaman tarif impor Amerika Serikat (AS).

China disebut mengantongi sejumlah strategi yang bisa digunakan untuk melawan manuver Presiden AS Donald Trump.

Selain devaluasi yuan, Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka menyebut, China bisa melakukan pemangkasan suku bunga acuan.


Langkah itu bisa diambil People’s Bank of China (PBoC) untuk menjaga pertumbuhan ekonominya.

Baca Juga: China Akan Membalas Jika Trump Mengenakan Tarif Baru

Upaya berikutnya yang bisa dilakukan oleh China adalah menarik kepemilikannya di US treasury.

China merupakan pemegang terbesar US treasury. Per April 2019 China mengempit surat utang pemerintah AS sebesar US$ 1,113 triliun. 

Bersama dengan Jepang yang mengempit US treasury sebesar US$ 1,064 triliun, kedua negara ini menguasai sepertiga kepemilikan obligasi pemerintah AS.

"Tahun lalu China melepas 10% obligasi AS yang mereka miliki. Kemungkinan besar akan terus ditarik lagi," kata Ibrahim.

Jika China terus mengurangi kepemilikan US treasury dalam jumlah besar, hal itu bisa mengguncang ekonomi AS. "Sebab negara yang punya banyak uang itu, ya, China," imbuhnya.

Editor: Tedy Gumilar