Developer berharap bunga KPR turun



JAKARTA. Langkah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan (BI rate) sebesar 0,25% atau 25 basis poin menjadi 7,5%, tak akan banyak berpengaruh terhadap penjualan properti. Sebab, suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) masih tinggi.

Lain lagi cerita bila suku bunga KPR sudah luruh di bawah 10%. "Konsumen bakal lebih tertarik karena cicilan menjadi lebih ringan," kata Ervan Adi Nugroho, Presiden Direktur PT Paramount Land, akhir pekan lalu.

Makanya, ia menilai penurunan suku bunga acuan BI rate tidak bakal berpengaruh banyak bagi penjualan properti Paramount. Soalnya, konsumen yang membeli memakai KPR di Paramount cuma 15%. Kebanyakan membeli lewat metode tunai dan cicilan secara bertahap.


Memang, sebelumnya porsi pembelian KPR di Paramount bisa mencapai 60%. Tapi terus menyusut lantaran adanya ketentuan uang muka minimal dan penghapusan sistem pembayaran KPR ekspres.

Tahun ini, Paramount menargetkan pendapatan penjualan Rp 3 triliun, sekitar 60%-70% berasal dari proyek hunian Gading Serpong. Sisanya, dari properti terpadu di Pekanbaru dan Bali.

Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, Theresia RustandiĀ  berharap perbankan menawarkan bunga KPR yang ideal bagi konsumen, yaitu antara 8,5%-9,5%."Idealnya bunga KPR 1%-2% di atas BI Rate," ujarnya.

Associate Director Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji berpendapat bahwa efek penurunan suku bunga acuan bakal positif bagi penjualan properti hunian seperti rumah dan apartemen, ketimbang perkantoran. "Ada dampaknya meski tidak terlalu besar," katanya.

Faktor inilah yang mendorong Sinar Mas Land kembali melansir proyek apartemen anyar berlabel Cassea Tower. Ini merupakan menara ke empat dari proyek apartemen Casa de Parco yang berlokasi di BSD City, Tangerang.

Pengembang ini sebelumnya meluncurkan Orchidea Tower, Magnolia Tower, dan Gardenia Tower. Sinar Mas Land optimistis proyek apartemen seharga Rp 400 jutaan per unit itu bakal memikatĀ  para calon pembeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan