Devisa dari pelaut bisa mencapai Rp 16 triliun



JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) memperkirakan, devisa dari pelaut Indonesia bisa mencapai Rp 16 triliun per tahun. Devisa ini berasal dari 78.000 pelaut Indonesia yang bekerja menerobos lautan di luar negeri.

Wahyu Satrio Utomo, Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perhubungan, Kemhub mengatakan, angka ini dihitung dengan asumsi gaji pelaut Indonesia sebesar US$ 3.500 per bulan. Hitungan gaji ini lebih kecil ketimbang gaji pelaut di luar negeri sebesar US$ 6.000 sampai US$ 7.000 per bulan. “Kontribusi dari pelaut ini bisa lebih besar dari devisa yang dihasilkan oleh para TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang hanya mencapai Rp 3,4 triliun,” klaim Wahyu usai menghadiri salah satu seminar transportasi di Jakarta, Kamis (22/3). Puluhan ribu pelaut nasional itu bekerja di kapal asing di Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Australia. Jumlah pelaut dari Indonesia diprediksi bakal bertambah, sebab tahun ini saja dunia kekurangan 83.000 pelaut.

Sementara itu, total pelaut di seluruh lautan di dunia tercatat 1,2 juta pelaut, sebanyak 400.000 pelaut berasal dari Filipina. Sedangkan Indonesia baru tercatat jumlah puluhan ribu saja. Mengenai kebutuhan pelaut nasional, Indonesia butuh 42.000 pelaut, 18.000 pelaut rating dan 24.000 pelaut perwira. Sementara, pasokan pelaut dari sekolah pelaut milik pemerintah tercatat menghasilkan 127.000 pelaut. “Mereka lebih suka bekerja di kapal asing karena gaji lebih besar dari pada di kapal nasional,” jelas Wahyu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri