KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Asih Eka Putri mengatakan, terdapat peningkatan tren kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) dalam kurun waktu 2015-2019. Asih menyebut, pada 2015 kepesertaan JKN mencapai 137 juta jiwa. Lalu, pada 2019 kepesertaan meningkat menjadi 224 juta jiwa. "Rata-rata pertumbuhan nasional 43%," ujar Asih dalam peluncuran Buku Statistik JKN 2015-2019, Senin (18/10). Asih menerangkan, 50% provinsi di Indonesia mengalami pertumbuhan di atas rerata nasional. Pertumbuhan kepesertaan tertinggi berada di provinsi Bali, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
"Iuran juga tren nya naik, jadi dana yang dikumpulkan dari publik semakin menguat meningkat 48%. Ini juga menggembirakan karena partisipasi publik semakin menguat," ucap Asih. Baca Juga: Kajian Aturan Penerima Bantuan Iuran Jamsostek Kelar Tahun Ini Lebih lanjut Asih mengatakan, pandemi Covid-19 menyebabkan peningkatan kepesertaan tidak aktif pada pekerja penerima upah (PPU) swasta dan pekerja bukan penerima upah (PBPU). "Pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan kunjungan peserta ke faskes, baik di FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama) maupun FKRTL (fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan)," ujar Asih. Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan, data kepesertaan yg terdaftar di JKN per akhir agustus 2021 sebanyak 225.964.199 orang dengan peserta yang nunggak (yang tidak dapat pelayanan) sebanyak 17.365.671. Artinya orang yang real menjadi peserta adalah 208.598.528 orang.