Dewata Royal Terjual, Buana Indah Belum Laku



JAKARTA. Bank Mandiri boleh merasa lega. Bank pelat merah ini berhasil melelang aset salah satu debitur macet, yaitu PT Dewata Royal International senilai Rp 182 miliar.

Agus Sudiarto, Senior Vice President Special Asset Management Bank Mandiri, mengatakan, pihaknya bersyukur bisa melaksanakan lelang aset tersebut pada Selasa (15/6) lalu. "Setelah sekian lama menunggu. Ini bisa menjadi bukti bagi para nasabah Bank Mandiri bahwa langkah recovery bisa terlaksana," kata Agus kepada KONTAN, Rabu (16/6).

Asal tahu saja, total utang Dewata Royal ke Bank Mandiri mencapai US$ 22,15 juta atau sekitar Rp 203,78 miliar dengan kurs Rp 9.200 per dollar AS. Rinciannya: utang pokok sebesar US$ 14,4 juta, bunga US$ 7,5 juta, dan denda US$ 250.000.


Artinya, penjualan aset Dewata Royal masih belum mampu menutupi semua utang. Soalnya masih terdapat selisih Rp 21,8 miliar. Namun, Direktur Treasury, Financial Institution & Special Asset Management Bank Mandiri Thomas Arifin, optimistis hasil lelang aset ini bisa menjadi solusi penyelesaian kredit bermasalah. "Semoga hasil yang dicapai bisa memberi pemikiran dan gambaran bagi semua pihak untuk menemukan solusi terbaik," ujar Thomas.

Kredit Dewata Royal dinyatakan macet sejak 30 November 2007. Dalam proses penagihan, Mandiri menilai Dewata cenderung tidak kooperatif.

Dewata menolak jika utangnya dihitung dalam dollar AS. Padahal, sejak menikmati kredit di tahun 1996 dan mengalami empat kali restrukturisasi, Dewata tidak pernah mempersoalkan masalah valuta kredit ini.

Agus menambahkan, Dewata Royal merupakan salah satu debitur yang sudah berhasil melalui tahap lelang aset. "Debitur yang lainnya belum ada perkembangan," tegasnya.Contohnya, debitur Benua Indah Group (BIG).

Sebelumnya, Thomas mengatakan, Bank Mandiri menargetkan bisa meraup dana minimal Rp 2 triliun dari hasil lelang aset BIG. Total utang BIG kepada Mandiri mencapai Rp 480,7 miliar, terdiri atas utang pokok Rp 240,7 miliar dan bunga Rp 240 miliar.

Menurut Thomas, aset BIG sudah beberapa kali dilelang, tetapi senantiasa muncul perlawanan dari debitur. "Sehingga mempengaruhi minat investor untuk menawar," kata Thomas. Saat ini, Mandiri bersama Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang mengevaluasi persyaratan lelang agar menarik investor yang serius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test