KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Skrining kesehatan memiliki peran penting dalam mendeteksi dini berbagai penyakit atau kondisi kesehatan, bahkan sebelum gejala muncul. Dengan skrining yang tepat waktu, risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, kanker hingga stoke, dapat dikenali lebih awal. Sehingga memungkinkan tindakan pencegahan atau pengobatan segera yang lebih efektif. PT Dexa Medica terus mendorong masyarakat untuk semakin peduli dengan langkah skrining kesehatan. Untuk itu, perusahaan ini kerap menggelar skrining penyakit kronis gratis lewat program Cek Segitiga.
Terbaru, Dexa menggelar program Cek Segitiga di Surabaya pada 27 Oktober lalu bertepatan dengan peringatan Hari Stroke Sedunia. Program ini sebelumnya sudah dilakukan di Jakarta, Tangerang Selatan, Palembang, dan Bandung.
Baca Juga: 4 Syarat Utama yang Wajib Dipenuhi Sebelum Memulai MPASI Anak Presiden Direktur PT Dexa Medica, V Hery Sutanto mengatakan, Cek Segitiga merupakan skrining penyakit kronis gratis yang meliputi pengecekan kolesterol, tensi, dan gula darah. "Dengan mengetahui kondisi kesehatan sejak dini, kita dapat mencegah penyakit yang lebih serius. Kami percaya bahwa investasi dalam kesehatan masyarakat adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik," kata Hery dalam keterangan resminya, Kamis (31/10). Ia bilang, program shining kesehatan gratis itu merupakan bentuk komitmen Dexa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, prevalensi penyakit stroke Indonesia mencapai 8,3 per mil atau per 1.000 penduduk usia di atas 15 tahun pada tahun 2023 dan menjadi penyakit yang menghabiskan biaya BPJS Kesehatan terbesar ketiga yakni Rp 5,2 triliun pada tahun tersebut. Adapun Jawa Timur memiliki prevalensi stroke di atas rata-rata nasional yakni 9,0 per 1.000 penduduk. Dalam menjalankan program Cek Segitiga di Surabaya, Dexa Medica bekerja sama dengan Rumah Sakit Pelindo Husada Citra (RS PHC Surabaya).
Baca Juga: Obat Asam Urat Allopurinol, Simak Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya Dokter Spesialis Neurologi dari RS PHC Surabaya, Andina Yuliani, memaparkan bahwa kasus stroke saaini meningar di kasalangan usia 30 tahun ke atas. Padahal, Pilu stoke lebih umum terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Ia menekankan pentingnya olahraga dalam mencegah stroke. "Hanya dengan berolahraga selama 30 menit, lima kali dalam seminggu, risiko terkena stroke dapat berkurang hingga 25%," katanya. Ia menambahkan bahwa aktivitas fisik tidak hanya berperan dalam pengendalian berat badan, tetapi juga membantu mengatasi faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Sementara itu, Direktur Operasional RS PHC Surabaya Pudji Djanuartono, mengungkapkan deteksi dini penting untuk menghindari perkembangan stroke yang lebih parah. "Semakin awal kita mendeteksi, semakin baik peluang pemulihan bagi pasien," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dina Hutauruk