Dexa Group Kembangkan Obat Bahan Alam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dexa Group memiliki berkomitmen mendukung kemandirian dan ketahanan kesehatan Indonesia. Salah satunya bentuknya dengan berpartisipasi dalam Pameran Inovasi dan Teknologi Transformasi Kesehatan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan pada 8 November 2024.

Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto mengatakan, pihaknya mendukung kemandirian kesehatan Indonesia, terutama melalui produksi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) berbahan alam yang telah dikembangkan menjadi fitofarmaka dengan riset dan teknologi lokal.

"Dexa Group konsisten mendukung program kemandirian dan ketahanan kesehatan Indonesia melalui obat-obat kimia dengan bahan baku lokal dan OMAI yang berbahan alam. Obat ini kami riset hingga menjadi fitofarmaka, dipasarkan di mancanegara dengan TKDN tinggi,” kata Hery dalam keterangan resminya, Sabtu (9/11).


Hery menyebut, tanaman seperti meniran, bungur, dan kayu manis yang digunakan dalam pengembangan fitofarmaka Dexa, berasal langsung dari petani Indonesia.

Ia bilang, pemerintah ingin dari hulu ke hilir menggunakan resource dari Indonesia. Ini memberikan efek domino besar, dari kesejahteraan petani, supplier bahan baku, industri bahan baku alam, industri obat jadi, semua dibantu. Sehingga kita bisa meningkatkan ketahanan kesehatan bangsa ini menjadi lebih kuat lagi.

Baca Juga: Industri Kosmetik Diprediksi Tetap Tumbuh di Tahun 2025

Untuk memenuhi kebutuhan pasien JKN, Dexa Group juga menyediakan produk Obat Generik Berlogo (OGB) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi. “Produk OGB Dexa merupakan upaya Dexa Medica untuk menghadirkan akses obat-obatan dengan kualitas, khasiat, dan mutu yang terjamin serta terjangkau bagi masyarakat Indonesia,” ujar Hery.

Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kemandirian dan ketahanan kesehatan Indonesia, Dexa Group berpartisipasi dalamPameran Inovasi dan Teknologi Transformasi Kesehatan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan pada 8 November 2 024.

Dalam pameran itu, Dexa Group menusung tajuk siap menyediakan obat-obatan untuk 277,14 juta pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. 

Dalam pameran tersebut, Dexa Group menampilkan produk-produk seperti OMAI dengan TKDN tinggi, OGB Dexa, Omeprazole dan Esomeprazole, alat kesehatan Stardec, dan beragam produk digital platform Dexa Group untuk mendukung ketahanan kesehatan masyarakat.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya membangun kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia (SDM). 

Menurutnya, pemerintah fokus membangun ketahanan kesehatan Indonesia melalui produk obat dan alat kesehatan dalam negeri. “Inovasi harus terus dikembangkan dan tidak terbatas pada peneliti di ilmu kesehatan. Pemerintah juga meminta Menteri Kesehatan untuk fokuskan anggaran kesehatan untuk belanja produk dalam negeri,” ujarnya. 

Baca Juga: Ferron Par Pharmaceuticals Kembangkan Obat Modern Asli Indonesia

Senada, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa pembangunan industri farmasi, alkes, dan pelayanan kesehatan akan didorong untuk industri dalam negeri. Hal ini sejalan dengan pilar ketiga transformasi kesehatan, yakni transformasi sistem ketahanan kesehatan.

Ia bilang, pandemi telah mengajarkan tentang terbatasnya suplai alat kesehatan dan obat-obatan. Dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa, Indonesia harus siap menghadapi kebutuhan mendesak seperti obat-obatan, vaksin, ventilator, dan APD. 

“Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk memperkuat industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri guna menciptakan sistem kesehatan yang resilient dan aman ketika ada pandemi berikutnya.” kata  Budi.  

Selanjutnya: Gandeng Karoseri Piala Mas, SAG Siap Kenalkan Bus Listrik dengan Nilai TKDN

Menarik Dibaca: 7 Film Tentang Home Invasion Bikin Takut Sendirian di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk