KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DFSK Gelora E sebagai kendaraan niaga ringan berbasis listrik pertama di Indonesia membuktikan kualitas dan fungsionalitasnya dalam mendukung mobilitas yang berkelanjutan di berbagai sektor. DFSK Gelora E kini siap menjajaki tugas baru dalam mendukung mobilitas Bandara Halim serta mendukung program pemerintah menuju Net Zero Emission pada tahun 2060. Saat ini, DFSK bekerja sama dengan Evista sebagai operator transportasi di Bandara Halim untuk melakukan uji coba pelayanan moda transportasi listrik menggunakan unit DFSK Gelora E. Uji coba ini dilakukan untuk melihat bagaimana visibilitas pemanfaatan kendaraan ramah lingkungan untuk melayani mobilitas bandara, khususnya mengantarkan para penumpang Bandara Halim ke berbagai tujuan di Jabodetabek. Terlebih lagi, Bandara Halim merupakan salah satu gerbang kedatangan di DKI Jakarta dengan rata-rata kunjungan penumpang mencapai 6.000-7.000 orang per hari.
Marketing Head PT Sokonindo Automobile Achmad Rofiqi mengatakan, DFSK Gelora E menunjukan kemampuannya dalam menghadirkan mobilitas yang ramah lingkungan untuk menunjang berbagai kebutuhan mobilitas masyarakat di Indonesia.
Baca Juga: Semakin Mewah & Nyaman DFSK Gelora E VIP Luxury Pihaknya tentu sangat terbuka dengan berbagai peluang-peluang pemanfaatan kendaraan listrik untuk memenuhi mobilitas masyarakat yang beragam, termasuk pemanfaatan DFSK Gelora E sebagai Pelayanan Transportasi Kendaraan Listrik di Bandara Halim. "Hal ini tentu menunjukkan bahwa DFSK Gelora E memiliki aspek fungsionalitas yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (14/9). CEO & Founder Evista Erlang Hadiwiguna menegaskan, Evista merupakan entitas jasa pelayanan transportasi listrik pertama dan satu satunya di Indonesia yang keseluruhan armada nya menggunakan mobil listrik dan saat ini baru beroperasi di Bandara Halim untuk melayani penumpang yang turun dari bandara tersebut menuju tujuan di area Jabodetabek. Inovasi terbaru dari Evista adalah pemanfaatan uji coba DFSK Gelora E sebagai armada untuk mendukung mobilitas masyarakat Jabodetabek, khususnya para penumpang pesawat yang ada di Bandara Halim. Evista melihat bahwa DFSK Gelora E menawarkan efisiensi sebagai sebuah kendaraan, kenyamanan penumpang selama perjalanan, serta ruang bagasi yang besar untuk memuat berbagai barang bawaan penumpang yang baru turun dari pesawat. "Alhasil kami pun kini memulai uji coba DFSK Gelora E di Bandara Halim," kata Erlang. Selain itu, uji coba DFSK Gelora E juga sebagai bentuk komitmen Evista dalam mendukung program Net Zero Emission yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. Apalagi, saat ini DKI Jakarta sedang menghadapi bencana polusi udara.
Baca Juga: Varian Terbaru Muncul, Harga Wuling Air EV Lite Tak Sampai Rp 200 Jutaan Sesuai dengan slogan perusahaan yakni Enjoy Your Trip With Zero Emission, Evista ingin berkontribusi mengurangi polusi udara melalui penggunaan moda transportasi kendaraan listrik yang nihil emisi gas buang. Seluruh DFSK Gelora E yang digunakan uji coba kali ini merupakan hasil produksi pabrik Cikande, Serang, Banten yang sudah mengadopsi berbagai teknologi produksi terkini dan modern, sehingga memenuhi status sebagai industri 4.0. Secara keseluruhan pabrik DFSK mampu memproduksi 50.000 unit per tahun berkat dukungan teknologi robotik dan sumber daya manusia (SDM) terlatih. Teknologi robotik yang diusung pabrik DFSK sudah mencapai 90% untuk proses produksi. Baterai DFSK Gelora E yang digunakan sudah menggunakan teknologi Lithium-ion dengan kapasitas 42 kWH dan sanggup untuk menyuplai energi DFSK Gelora E sejauh 300 kilometer (km). Untuk pengisiannya tidak memerlukan waktu yang lama berkat dukungan fast charging sehingga pengisian daya 20%-80% hanya membutuhkan waktu 80 menit. Kualitas baterai juga sudah dipastikan terjaga karena sudah lolos uji yang dilakukan oleh DFSK.
Baca Juga: Debut di GIIAS 2023, Seres E1 Mampu Raih 688 SPK DFSK Gelora E juga ditunjang dengan efisiensi energi yang tinggi dan mampu mengurangi biaya operasional yang ditimbulkan oleh penggunaan kendaraan. Konsumen cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp 200 per kilometer, atau setara dengan 1/3 dari biaya operasional kendaraan komersial konvensional.
Seluruh penumpang DFSK Gelora E juga tidak perlu khawatir dengan keamanan baterai selama perjalanan. DFSK Gelora E sudah mengadopsi langkah-langkah perlindungan seperti perlindungan isolasi, perlindungan tegangan tinggi, tahan debu dan air (hingga standar IP67), dan sistem perlindungan baterai yang ketat untuk memastikan keamanan baterai dalam kondisi ekstrim. Dimensi DFSK Gelora E tercatat 4.500 mm x 1.680 mm x 2.000 mm (PxLxT) yang memberikan kabin ekstra luas dan lapang, serta dipadukan dengan kemampuan berkendara yang bisa diandalkan. Kendaraan fungsional ini hadir ditawarkan dalam 2 varian, yakni Minibus dan Blind Van, yang bisa dipilih berdasarkan kebutuhan usaha konsumen di Indonesia. Model Minibus hadir dengan kapasitas 7 penumpang dan cocok untuk digunakan sebagai kendaraan angkutan umum, travel, kendaraan shuttle, antar jemput karyawan, bahkan mendukung sektor pariwisata. Untuk model Blind Van didukung dengan panjang kabin mencapai 2,63 meter dan area kargo mencapai 5 meter kubik (m3). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari