JAKARTA. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menandatangani perjanjian komitmen dengan Armstrong Asset Management (AAM) untuk mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik mini hydro 50 Mega Watt (MW) di Indonesia. Nilai komitmen ini mencapai US$ 22,5 juta. Unit South East Asia Clean Energy Fund di bawah Armstrong telah menyetujui untuk mendanai konstruksi proyek pembangkit mini hydro di Indonesia yang dibangun oleh anak usaha DGIK, PT Inti Duta Energi (IDE). Pembangunan proyek mini hydro 50 MW ini tengah dalam menjalanani proses. Proyek pertama ini berlokasi di Jawa, dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2016, mengikuti tiga proyek lainnya dengan total kapasitas 21 MW yang berlokasi di Sumatera dan mulai beroperasi padad 2016 mendatang. "Kami menyambut sinergi yang baik dengan AAM. Kami berkomitmen terhadap pembangunan solusi energi yang bersih, efisien, dan rendah risiko. Pengalaman dari Armstrong dalam investasi infrastruktur berskala kecil di Asia Tenggara menjadi kekuatan pendukung bagi aktivitas kami di Indonesia," tutur Djohan Halim, Presiden Direktur PT Inti Duta Energi. dalam pernyataan resmi, Senin (21/7). Armstrong telah menggelontorkan tiga investasi sebesar US$ 164 juta pada November lalu. Rinciannya, pemberian modal sebesar US$ 30 juta untuk Annex Power untuk proyek energi tenaga matahari dan Biogas di Thailand, Indonesia dan Filipina, pemberian modal sebesar US$ 40 juta untuk The Blue Circle untuk proyek energi angin dan matahari di Mekong, serta saham di Symbian Elements untuk pembangunan kelanjutan dari tenaga matahari di Thailand tengah dan timur laut. Adapun, Indonesia saat ini memiliki sumber energi terbaharukan di Asia Tengara. Setelah penerapan tarif listrik baru, proyek mini hydro di Indonesia menjadi sektor yang menarik untuk sektor energi terbarukan di Asia Tenggara. Saham DGIK hari ini menguat 4,47%, dan ditutup di harga Rp 140 per saham.
DGIK dapat modal bangun pembangkit mini hydro
JAKARTA. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) menandatangani perjanjian komitmen dengan Armstrong Asset Management (AAM) untuk mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik mini hydro 50 Mega Watt (MW) di Indonesia. Nilai komitmen ini mencapai US$ 22,5 juta. Unit South East Asia Clean Energy Fund di bawah Armstrong telah menyetujui untuk mendanai konstruksi proyek pembangkit mini hydro di Indonesia yang dibangun oleh anak usaha DGIK, PT Inti Duta Energi (IDE). Pembangunan proyek mini hydro 50 MW ini tengah dalam menjalanani proses. Proyek pertama ini berlokasi di Jawa, dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2016, mengikuti tiga proyek lainnya dengan total kapasitas 21 MW yang berlokasi di Sumatera dan mulai beroperasi padad 2016 mendatang. "Kami menyambut sinergi yang baik dengan AAM. Kami berkomitmen terhadap pembangunan solusi energi yang bersih, efisien, dan rendah risiko. Pengalaman dari Armstrong dalam investasi infrastruktur berskala kecil di Asia Tenggara menjadi kekuatan pendukung bagi aktivitas kami di Indonesia," tutur Djohan Halim, Presiden Direktur PT Inti Duta Energi. dalam pernyataan resmi, Senin (21/7). Armstrong telah menggelontorkan tiga investasi sebesar US$ 164 juta pada November lalu. Rinciannya, pemberian modal sebesar US$ 30 juta untuk Annex Power untuk proyek energi tenaga matahari dan Biogas di Thailand, Indonesia dan Filipina, pemberian modal sebesar US$ 40 juta untuk The Blue Circle untuk proyek energi angin dan matahari di Mekong, serta saham di Symbian Elements untuk pembangunan kelanjutan dari tenaga matahari di Thailand tengah dan timur laut. Adapun, Indonesia saat ini memiliki sumber energi terbaharukan di Asia Tengara. Setelah penerapan tarif listrik baru, proyek mini hydro di Indonesia menjadi sektor yang menarik untuk sektor energi terbarukan di Asia Tenggara. Saham DGIK hari ini menguat 4,47%, dan ditutup di harga Rp 140 per saham.