KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Giri Wacana (DGW Group) memulai pembangunan pabrik bahan baku pestisida (karbamat) di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Pembangunan ini ditandai dengan kegiatan peletakan batu pertama pada hari Senin (30/10/2023). Direktur Utama DGW Group, David Yaory, menyatakan bahwa pabrik ini akan memproduksi bahan aktif pestisida seperti methomyl. Pabrik ini direncanakan menjadi yang pertama di Indonesia dan diharapkan menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, bertujuan memenuhi kebutuhan internal perusahaan serta pasar domestik dan internasional.
Dibangun di area seluas 4,5 hektar, pabrik ini ditargetkan memproduksi 2.000 metrik ton Methomyl per tahun pada tahap awal. Kemudian, kapasitas akan ditingkatkan menjadi 6.000 metrik ton setiap tahun dalam tiga tahun mendatang.
Baca Juga: Delta Giri Bakal Bangun Pabrik Karbamat di Cikande Sebesar US$ 20 Juta Dana investasi awal untuk pembangunan pabrik dan mesin produksi mencapai US$ 20 juta, atau sekitar Rp 320 miliar, belum termasuk modal kerja. Pabrik ini nantinya dilengkapi fasilitas utama termasuk gudang, carbamation dan formulation plant, laboratorium, dan area perkantoran. Teknologi tinggi diperlukan dalam pembangunannya, sehingga perusahaan mendatangkan mesin dari luar negeri untuk menjamin keamanan dan optimalisasi produksi. Dengan keberadaan pabrik ini, diharapkan ketergantungan produsen pestisida nasional terhadap impor berkurang, mendukung ketahanan pangan nasional. "Saya berharap Indonesia menjadi lebih mandiri dalam ketahanan pangan," kata David dalam siaran pers, Senin (30/10). Data dari Indonesia Trade Data menunjukkan bahwa pada tahun 2019, Indonesia mengimpor methomyl technical dari berbagai negara, termasuk Tiongkok. David berpendapat bahwa dengan kehadiran pabrik ini, risiko ketergantungan bahan baku dari luar negeri dapat dihindari.
Baca Juga: Kementan Targetkan Produksi Beras Mencapai 35 Juta Ton Tahun Depan Pestisida memegang peran penting dalam melindungi tanaman dari hama yang bisa mengurangi kualitas dan kuantitas panen petani. Ancaman krisis pangan global saat ini memerlukan perhatian, dengan faktor seperti hambatan rantai pasok dan perubahan iklim mempengaruhi ketahanan pangan.
Berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI) 2022, peringkat ketahanan pangan Indonesia meningkat ke posisi 63 dari 69 tahun sebelumnya. Namun, Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Sebagai Integrated Food Security Company, DGW Group berkomitmen mendukung ketahanan pangan nasional melalui produknya seperti pestisida, pupuk, dan alat pertanian. "Kami berkomitmen terhadap lingkungan dengan target mendapatkan sertifikasi ISO 9002 dan 14000, dimana seluruh limbah akan didaur ulang," pungkas David. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli