KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (
DRMA) mengumumkan pengambilalihan saham yang dimiliki Kuroda Group Co. Ltd. pada PT Trimitra Chitrahasta (TCH). Transaksi akuisisi tersebut dilakukan pada 26 Januari 2023. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), DRMA mengakuisisi 5.820 saham yang dimiliki Kuroda pada TCH. Porsi saham itu merepresentasikan 72,75% modal ditempatkan dan disetor pada TCH. Nilai transaksi akuisisi itu sebesar Rp 216,91 miliar. Sebelum transaksi, 72,75% saham TCH digenggam oleh Kuroda, sisanya dimiliki Meyti Frida sebanyak 17,25% dan Djohan Junus Tamsir sebesar 10%. Setelah akuisisi, 72,75% saham Kuroda beralih kepada DRMA, sedangkan porsi kepemilikan Meyti Frida dan Djohan Junus tidak mengalami perubahan.
Adapun, TCH merupakan produsen suku cadang atau komponen mobil dan sepeda motor dari Kuroda Group, kelompok usaha dari Jepang. TCH didirikan sejak tahun 1994 di Cikarang, Jawa Barat. TCH memiliki spesialisasi di metal
stamping, welding dan
bending proses, juga membuat dies, jig dan
checking fixture. TCH mensuplai produknya ke perusahaan OEM di Indonesia seperti Daihatsu, Mitsubishi, Honda, Hyundai, Toyota, Izuzu, Suzuki dan Yamaha.
Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Optimistis Mampu Dongkrak Kinerja pada Tahun 2023 Mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso, mengungkapkan akuisisi ini akan meningkatkan kapasitas produksi DRMA. Sekaligus menambah jaringan pemasaran dari para pelanggan TCH. "Dengan demikian, akuisisi ini diharapkan akan meningkatkan penjualan DRMA ke depannya. Untuk tahun 2023, kami melihat masih ada prospek pertumbuhan bagi industri otomotif di Indonesia, karena ekonomi masih akan bertumbuh," kata Irianto kepada Kontan.co.id, Rabu (4/1) lalu. DRMA pun berupaya untuk mendongkrak kinerja usaha pada tahun 2023. DRMA membidik pertumbuhan pendapatan sebanyak 20% dengan kenaikan
bottom line sekitar 10% dibandingkan tahun lalu. Estimasi
revenue yang bisa dikantongi DRMA pada tahun ini berkisar di angka Rp 4,2 triliun. Salah satu faktor pendorongnya adalah DRMA akan mulai produksi komponen untuk Toyota dan Daihatsu.
DRMA melanjutkan pembangunan lini produksi untuk berbagai keperluan pendukung ekosistem kendaraan listrik, serta menyiapkan peluncuran produk kendaraan listrik. Dalam upaya memuluskan rencana bisnisnya, DRMA telah menyiapkan belanja modal (capex) sekitar Rp 500 miliar untuk tahun ini. Capex tersebut antara lain dialokasikan untuk keperluan pengembangan anak usaha. DRMA juga mengalokasikan dana untuk pembuatan fasilitas baru produksi komponen
battery pack roda empat, serta pembangunan EV Ecosystem seperti manufaktur untuk
charging station roda empat dan dua. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari