KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (
DRMA) menatap optimistis prospek bisnisnya di tahun 2022. Perusahaan tersebut cukup terbantu dengan diperpanjangnya insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sektor otomotif oleh pemerintah. Irianto Santoso, Presiden Direktur Dharma Polimetal menyambut baik pemberlakuan kembali relaksasi PPnBM otomotif, mengingat aturan tersebut dapat membantu meningkatkan kembali industri otomotif nasional lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. DRMA pun yakin kebijakan tersebut akan berdampak positif bagi bisnis perusahaan yang notabene memproduksi komponen otomotif. “Kami berharap dan menargetkan kinerja di tahun ini dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pasar otomotif itu sendiri, baik untuk roda empat maupun roda dua,” ungkap dia, Rabu (9/2).
Baca Juga: Ini Strategi Dharma Polimetal (DRMA) Genjot Kinerja Naik 20% di Tahun 2022 Dalam pemberitaan sebelumnya, DRMA mengincar pertumbuhan penjualan dan laba bersih dobel digit atau sekitar 20% pada tahun ini. Saat ini, DRMA fokus untuk terus memproduksi ratusan hingga ribuan jenis komponen otomotif yang nantinya disuplai ke berbagai pelanggan. Produk yang dihasilkan DRMA antara lain metal parts,
wiring hamess, cable control, plastic parts, machining parts, dan lain sebagainya. Mengutip situs resmi perusahaan, DRMA memiliki beberapa pelanggan dari pabrikan otomotif seperti Toyota, Honda, Astra Honda Motor, Hyundai, Mitsubishi Motors, Suzuki, TVS, Daihatsu, Kawasaki, hingga KYB. Tak hanya kendaraan konvensional, DRMA juga bersiap mendiversifikasi bisnisnya dengan memproduksi komponen untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). DRMA merasa cepat atau lambat produksi EV akan segera masif, sehingga permintaan terhadap komponen EV bakal meningkat.
Oleh karena itu, DRMA telah menyiapkan berbagai sumber daya dan akan masuk ke dalam rantai produksi EV. Saat ini, DRMA telah membuat kabel-kabel listrik (wiring hamess) yang dikelola oleh dua anak usaha, yaitu PT Dharma Electrindo Manufacturing dan PT Dharma Kyungshin Indonesia yang menjadi tulang punggung dalam mempersiapkan wiring hamess EV. Selain itu, DRMA juga telah membuat battery pack dan battery management system untuk EV yang sekarang ini digunakan untuk sepeda listrik. DRMA juga memiliki kapasitas untuk produksi lightweight steel HSS dan mengembangkan HSS sebagai material komponen bodi EV.
“Ini dikarenakan untuk EV diperlukan material yang jauh lebih ringan, namun memiliki kekuatan yang sama atau bahkan lebih jika dibandingkan material bodi mobil konvensional yang ada,” ujar Irianto. DRMA sendiri menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 247 miliar di tahun ini. Capex tersebut lebih difokuskan untuk membeli lahan baru dan pembangunan pabrik baru di Cikarang, Jawa Barat yang sudah dimulai pengerjaan konstruksinya. “Kami sudah mulai pembangunan pabrik karena mendapat order untuk membuat komponen baru dari pelanggan, yang mana diharapkan sebelum akhir tahun ini mesin-mesin sudah terpasang dan sudah mulai untuk uji coba produksinya,” pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .