Dharma Polimetal (DRMA) Pacu Kinerja di Kuartal IV-2024, Cermati Strategi & Targetnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) memacu kinerja di sisa tahun 2024. Emiten manufaktur komponen otomotif dari Triputra Group ini ingin menjaga stabilitas performa keuangan hingga akhir tahun 2024.

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso menyatakan DRMA akan meningkatkan efisiensi kerja dalam sistem produksi, termasuk melalui otomatisasi.

Strategi ini penting untuk menghadapi tantangan di tengah pasar otomotif yang sedang lesu, terutama dari sisi melandainya penjualan mobil.


Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Andalkan Komponen Roda Dua

Dalam menggenjot efisiensi, DRMA melalui anak usahanya, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) belum lama ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis.

Dharma Group melakukan investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai.

Di samping efisiensi, langkah ini diharapkan bisa menggenjot pendapatan dari produksi battery pack. Sementara itu, anak perusahaan DRMA yang lain, PT Dharma Precision Parts (DPA) telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya.

Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W. Saat ini, BLDC yang diproduksi oleh DRMA telah digunakan dalam bisnis konversi kendaraan 2W berbahan bakar Internal Combustion Engine (ICE) menjadi EV.

Operasional pabrik baru ini nantinya akan menciptakan sumber pendapatan baru bagi DRMA.

“Battery pack dan BLDC ini merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi perseroan,” ungkap Irianto dalam paparan publik, Kamis (14/11).

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Melirik Peluang Ekspansi Kendaraan Listrik

Irianto bilang, DRMA berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase kandungan komponen dalam negeri (TKDN).

Strategi ini akan memperkuat posisi pangsa pasar DRMA, sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru.

Editor: Noverius Laoli