Dharma Polimetal (DRMA) Serap Capex Rp 200 Miliar per Semester I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 200 miliar atau 66% dari total capex tahun ini yang dialokasikan sebesar Rp 300 miliar.

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mengungkapkan bahwa capex tersebut dialokasikan untuk persiapan model-model baru yang akan diproduksi serta penambahan peralatan dan mesin untuk operasional.

Capex tersebut juga sudah termasuk dalam anggaran untuk ekspansi pabrik Dharma Controlcable Indonesia di Jababeka, Cikarang terutama untuk mendorong perluasan produksi battery pack yang rencananya akan mulai beroperasi pada Kuartal III-2024. 


Baca Juga: Daftar Saham Unggulan Analis dan Proyeksi IHSG untuk September 2024

"Selain itu, tahun ini kami sedang menyelesaikan pembangunan pabrik baru Dharma Precision Parts di Jababeka yang akan rampung dalam waktu dekat ini," kata Irianto kepada Kontan, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Irianto menyampaikan bahwa pertumbuhan kinerja DRMA tahun ini akan lebih banyak didorong oleh segmen roda dua (2W), mengingat penjualan domestik di segmen ini menunjukkan ketahanan yang lebih kuat dibandingkan segmen roda empat (4W). 

Kemudian, melalui joint venture dengan PT Dharma Kyungshin Indonesia, DRMA telah memulai ekspor perdana pada Mei 2024. DRMA juga telah mulai memasok casing battery pack dan komponen EV untuk kendaraan listrik 4W yang diluncurkan pada Juli lalu, serta memiliki proyek pengembangan komponen mobil listrik untuk merek besar di segmen 2W di masa mendatang.

"Kami cukup optimis terhadap peluang pemulihan penjualan 2W dan 4W pada Semester II 2024, terutama didukung oleh industry visbility yang mulai lebih jelas," ujarnya.

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Bidik Ekspor ke Negara Timur Tengah pada Tahun 2025

Namun sayangnya, DRMA belum bisa merinci berapa besar pendapatan dan laba yang diincar hingga sisa akhir tahun. Yang terang DRMA akan tetap fokus pada kualitas, biaya, dan pengiriman untuk komponen yang telah diproduksi. 

Pendekatan ini akan memperkuat posisi perusahaan di pasar yang sudah ada, sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang. 

DRMA juga berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan engineer dalam mengembangkan produk yang belum dilokalisasi di Indonesia. Dengan adanya persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Irianto melihat ini sebagai peluang besar untuk pertumbuhan bisnis ke depan. 

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Pacu Pertumbuhan Kinerja

"Namun, kami juga menyadari adanya tantangan dalam industri otomotif, seperti ketidakpastian politik, kondisi ekonomi seperti nilai tukar rupiah, suku bunga, fluktuasi harga bahan baku, penurunan daya beli masyarakat, dan risiko geopolitik," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli