Dharma Polimetal (DRMA) Serap Capex Rp 445 Miliar Per Kuartal III 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) telah merealisasikan penggunaan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 445 miliar per kuartal III-2023. 

Serapan capex tersebut setara 68,46% dari total capex tahun 2023 yang sebesar Rp 650 miliar. 

Direktur Utama Dharma Polimetal Irianto Santoso mengungkapkan, dana capex yang sudah digunakan di antaranya untuk akuisisi awal tahun, pembangunan fasilitas produksi, serta pembelian mesin dan peralatan untuk keperluan operasional. 


Sebagian besar dana capex yang disiapkan DRMA untuk tahun 2023 bertujuan mendukung pertumbuhan DRMA di masa depan, baik melalui pertumbuhan organik maupun pertumbuhan inorganik. 

Baca Juga: Dharma Polimetal (DRMA) Optimistis Pertumbuhan Bisnis 25% Tahun Ini Tercapai

“Selain itu, investasi ini memungkinkan DRMA untuk lebih siap dalam hal penyediaan komponen saat mendapatkan model-model baru maupun ketika ada kebijakan untuk lokalisasi,” ungkap Irianto, kepada Kontan.co.id, Senin (30/10). 

Untuk mendongkrak kinerjanya di tahun ini, DRMA terus berfokus pada peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam operasional sambil tetap menjaga performa dalam aspek Quality, Cost, dan Delivery (QCD) kepada klien.

Manajemen DRMA juga tetap aktif memantau perubahan situasi pasar yang mungkin muncul, dan siap untuk beradaptasi sejalan dengan perkembangan tersebut. 

“Hal ini mendukung misi kami untuk menjadi penyedia produk otomotif yang unggul dalam hal kualitas dan daya saing, serta menjadi mitra strategis bagi pelanggan kami melalui operasi dan sumber daya manusia yang berkualitas,” jelasnya. 

 
DRMA Chart by TradingView

Sebagai tambahan informasi, penjualan neto DRMA bertumbuh 59,70% year on year (YoY) menjadi Rp 4,24 triliun hingga kuartal ketiga tahun 2023. Di mana, pada posisi yang sama tahun lalu penjualan neto DRMA hanya mencapai Rp 2,65 triliun. 

Hingga 30 September 2023, DRMA berhasil mencetak laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 519,41 miliar. Angka ini melesat 107,81% yoy dibandingkan laba bersih per 30 September 2022 senilai Rp 249,94 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .