Dharma Samudera targetkan penjualan 8.200 ton



JAKARTA. PT Dharma Samudera Fishing Industry Tbk mengalami pertumbuhan yang kinclong sepanjang tahun 2014 dan pada kuartal I 2015 ini. Pada kuartal I 2014, emiten berkode DSFI ini memproduksi 1.848 ton ikan dengan nilai Rp 136,5 miliar. Produksi tersebut naik tipis dibandingkan periode sama tahun 2014 sebesar 1.727 ton dengan nilai Rp 104,6 miliar. Direktur Utama DSFI J.Sarsito mengatakan berkat pertumbuhan produksi tersebut, ia menargetkan pada tahun 2015 produksi DSFI bisa mencapai 8.200 ton dengan nilai Rp 515 miliar. DSFI memproyeksikan ekspor sebesar 6.450 dengan nilai Rp 480 miliar dan lokal 1.750 ton dengan nilai Rp 35 miliar.

"Jadi estimasi laba bersih tahun 2015 ini Rp 15,7 miliar," ujar Sarsito kepada KONTAN, Senin (29/6) Target tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2014. Dimana total penjualan sebesar 6.765 ton senilai Rp 450,5 miliar dengan rincian ekspor 5.759 ton senilai Rp 432 miliar dan lokal 1,006 ton senilai Rp 18,1 miliar. Untuk mencapai target 2015 ini, DSFI akan mempererat kerjasama dengan nelayan dan mitra kerjasama operasional (KSO).

DFI juga akan melanjutkan program KSO dan sasaran ekspor 500 hingga 550 ton per bulan. "Kami juga akan mengembangkan kerjasama dengan mitra strategis dengan Jepang, Australia, Amerika Serikat dan Uni Eropa," tambah Sarsito. Di sisi lain, DSFI juga berkomitmen mengembangkan pasar lokal dan merenovasi sarana dan prasarana yang dimiliki DSFI di Tanjung Priok. Anggaran yang disediakan tidak lebih dari Rp 5 sampai Rp 8 miliar saja. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan mutu produksi DSFI sehingga tidak ketinggalan dalam bersaing dengan pihak lain. Sarsito bilang, hingg saat ini, kapasitas produksi pabrik pengolahan ikan milik DSFI mencapai 25 ton per hari. Selam ini, pihaknya mendapatkan bahan baku dari nelayan di sejumlah daerah seperti Bitung, Kendari, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Produksi mereka lebih banyak mengolah tuna yang mencapai 41% dari total produksi, menyusul fish fillet 25%, octopus 10%, king fish wr & fillet 9% dan cuttle fish, whole fish. DSFI juga mengaku meraup untung akibat kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang gencar memberantas praktik illegal fishing. Dimana saat ini telah berdampak pada hasil tangkap nelayan yang meningkat.


Namun ia mengaku sempat kesulitan akibat kebijakan moratorium dimana kapal pengangkut ikan dilarang membawa ikan. Akibatnya, sulit mengangkut ikan dari Bitung dan sejumlah wilayah lainnya dari Timur ke Jakarta. Namun saat ini kesulitan tersebut sudah bisa diatasi. Ia pun optimis target 2015 bisa tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan