Dharma Satya Nusantara (DSNG) alokasikan 25% capex untuk perkuat bisnis berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT  Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) makin serius menerapkan standar operasional yang merujuk pada aspek bisnis keberlanjutan. Bahkan DSNG secara khusus mengalokasikan belanja modalnya untuk membiayai penguatan tiga aspek utama keberlanjutan yakni Environmental, Social, and Governance (ESG).

Direktur Dharma Satya Nusantara Jenti Widjaja mengatakan di tahun ini DSNG mengalokasikan investasi terkait implementasi ESG sebesar 25% dari target capex tahun 2021 yang senilai Rp 1 triliun. 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, belanja modal yang dipersiapkan DSNG tahun ini dialokasikan untuk pembangunan Bio-CNG, infrastruktur kebun, dan perawatan tanaman. 


Baca Juga: Jasa Armada (IPCM) bukukan peningkatan laba 2% sepanjang kuartal I 2021

Lebih rinci mengenai alokasi untuk Bio-CNG, di awal tahun ini DSNG melakukan ground breaking pabrik Bio-CNG kedua dengan kapasitas double dari pabrik Bio-CNG pertama yang telah commissioning pada September 2020 lalu. Adapun pabrik kedua ini diproyeksikan mulai beroperasi pada kuartal II 2022 mendatang. 

"Adapun target DSNG pada 2022 mendatang, meskipun belum memfinalkan rencana investasi, namun nilai investasi terkait ESG ditargetkan akan dua kali lipat dibandingkan 2021," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (29/6). 

Chief Sustainability Officer Dharma Satya Nusantara, Denys Collin Munang memaparkan, langkah DSNG menerapkan ESG dalam bisnis bermula dari kebijakan perusahaan dan tiga fokus penting yakni hutan, iklim, dan masyarakat. "Kami ingin mengurangi dampak dan juga memberi sumbangan pada 3 fokus itu," jelasnya dalam webinar, Selasa (29/6). 

Hal ini dibuktikan DSNG salah satunya dengan membangun bio-compressed natural gas (CNG) untuk menghemat penggunaan solar serta mengurangi jejak karbon. 

Melansir laporan keberlanjutan DSNG di 2020, 17 September tahun lalu, DSNG melaksanakan uji coba perdana pada pabrik Bio-CNG dan penangkapan metana. Pabrik dengan investasi sekitar Rp 94 miliar, berkapasitas 280 m3 /jam bio-CNG dan output listrik sebesar 1,2 MegaWatt. Lokasi pabrik di Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) bukukan penurunan penjualan hingga 63,3% di kuartal I-2021

Denys mengungkapkan lewat pabrik Bio-CNG, DSNG dalam menghemat bahan bakar solar dari kegiatan pembangkit listrik bersumber gas metana. Adapun produksi energi terbarukan gas Bio-CNG diperkirakan mencapai 2 juta liter per tahun. Menurutnya, dengan kondisi harga pasar solar yang fluktuatif, proyek ini dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan.

Pabrik Bio-CNG ini memanfaatkan Palm Oil Mill Effluent (POME). Unit penangkap metana dari POME ini tidak hanya membangkitkan daya listrik 1,2 MegaWatt, tetapi dengan fasilitas Pabrik Bio-CNG, juga akan memiliki kapasitas untuk memurnikan, mengompresi dan menyimpan ekses gas metana dalam tangki yang dapat dipindahkan.

Proyek ini akan secara efektif menggantikan pemakaian bahan bakar solar dengan energi baru dan terbarukan yang berkelanjutan, untuk generator listrik di pabrik utama kami, maupun di tempat tinggal karyawan, serta sebagai bahan bakar mesin bagi truk pengangkut.

Selanjutnya: Kuartal I 2021, Laba Bersih Indoritel (DNET) Milik Anthoni Salim Melejit 22,49 Persen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi