Dharma Satya Nusantara (DSNG) diperkirakan hanya serap sekitar 70% capex tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pagebluk corona (covid-19) yang  mewabah di sejumlah wilayah diperkirakan turut mempengaruhi serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) tahun ini.

Direktur PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Jenti memperkirakan, serapan belanja modal DSNG hanya akan mencapai sekitar 70% anggaran capex tahun ini. Sebelumnya, besaran capex yang dianggarkan DSNG tahun ini berkisar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.

“Pandemi covid-19 ini sudah membuat beberapa aktivitas tertunda, karena keterbatasan kami untuk beraktivitas keluar masuk kebun dan sebagainya ini menyebabkan beberapa proses pembangunan pabrik tertunda,” jelas Jenti dalam konferensi pers yang dihelat secara virtual, Senin (24/8).


Meski begitu, DSNG menegaskan masih akan mengawal sejumlah agenda ekspansi, salah satu di antaranya yakni agenda pembangunan dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di Kalimantan. 

Baca Juga: 2 PKS baru Dharma Satya Nusantara (DSNG) diiharapkan beroperasi komersil Mei 2021

Satu di antaranya berada di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Pabrik tersebut nantinya akan menjadi PKS ke 11 perusahaan. Kapasitas olahnya sebesar 60 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam atau 360 ribu ton TBS per tahun. 

Berdasarkan laporan tahunan perusahaan di tahun 2019, pembangunan PKS ke-11 perusahaan diperkirakan memakan investasi sebesar Rp 220 miliar. Proses pembangunan pabrik tersebut telah dimulai sejak November 2019 lalu.

Sementara itu, PKS baru lainnya yang tengah dibangun berlokasi di Nangabulik, Kalimantan Tengah. PKS tersebut memiliki kapasitas olah 45 ton TBS per jam atau 270 ribu ton TBS per tahun. Proyek pembangunan PKS tersebut dimulai pada Oktober 2019. Harapannya, kedua PKS baru ini akan bisa beroperasi komersil pada Mei 2021 mendatang.

Selain itu, DSNG juga tengah finalisasi instalasi pabrik Bio-Compressed Natural Gas (Bio-CNG) berkapasitas 280 m3 per jam dengan hasil output listrik sebesar 1,2 Megawatt di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Tiimur, Provinsi Kalimantan Timur. 

Baca Juga: Analis prediksi kinerja emiten CPO di semester II masih positif, ini alasannya

Harapannya, pabrik dengan nilai investasi US$ 6 juta - US$ 6,5 juta tersebut diharapkan bisa comissioning di semester kedua tahun ini. Hitungan perusahaan, pabrik Bio-CNG tersebut akan mampu menghemat penggunaan solar hingga 2 juta liter per tahun dari pemanfaatan palm oil mill effluent (POME) 1 PKS berkapasitas 60 ton TBS per jam.

Sampai akhir Juni 2020 lalu, serapan capex DSNG sudah mencapai Rp 418 miliar. Serapan capex tersebut digunakan untuk mendanai agenda ekspansi pabrik termasuk di antaranya penyelesaian fasilitas biogas, pembangunan kebun plasma, perawatan tanaman baru, serta infrastruktur lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .